Pantas

bloomingssy
Chapter #15

Pantas - 15 | Changeover

Pada akhirnya langkahku tetap berhenti di satu titik bernama kamu.

Berdiri tegap menghadap, sampai akhirnya kamu berhasil membuat aku lupa, bahwa sebelumnya ini hanya sebatas harap.

Di dalam kamar yang akhirnya kosong itu, Syilla menghela napas. Lega. Tidak, bukan.

Mungkin iya, tapi tepatnya untuk sementara. Sampai pada saat matanya bertatapan lagi dengan pria itu.

Bintang melepasnya tadi saja sudah sebuah keberuntungan yang mendekati kata berkah. Haruskah ia tetap bersembunyi di sini? Pikirnya.

Sebelum. "Kamu gak akan keluar-keluar? Aku udah buatin sarapan... "

Benar juga, perutnya bisa tahu tanpa harus melihat makanan di luar sana. Aromanya terlalu menyengat untuk tidak membuatnya kelaparan.

Syilla sudah berada di ambang pintu, masih memikirkan bagaimana sikapnya nanti. Apakah sama seperti biasanya, atau ia harus menjadi gadis lain yang telah dicuri bibirnya? Tidak, untuk keduanya. Hubungannya dengan Bintang telah berubah menjadi 'canggung'. Bahkan jika ia harus menjadi gadis lain itupun, hatinya belum cukup berani menerima perubahan pria itu.

Astaga. Tolonglah. Syilla membuka pintunya.

"Aku udah siapin makanannya, mau makan sekarang?" tanya Bintang yang tangannya masih sibuk menyiapkan piring.

Syilla kikuk, entah apa yang harus ia katakan dan lakukan sekarang. Bibirnya diam membisu.

"Mau aku siapin susu?"

"Eng-gak usah aja deh," ucap Syilla yang akhirnya mulai mengeluarkan kata. Ia duduk di salah satu kursi yang secara langsung berhadapan dengan pria itu. Menyenangkan. Bukan karena aroma hidangan, tapi sesosok tubuh tegap dengan kaos putih polos yang dengan sombongnya memamerkan dada kotak-kotak.

Sebut saja sekarang Syilla gila, kenapa tidak? Gadis mana pun pasti memiliki banyak khayalan yang berputar-putar di kepalanya. Tubuh seksi itu, Syilla menggigit bibir bawahnya.

Bodoh.

"Kamu kenapa?" Dua kata yang membuyarkan khayalan gila gadis itu.

"Eh? Enggak! Aku gak apa-apa..., kamu gak ikut makan?"

"Kamu makan duluan aja, aku mau ganti baju dulu."

***

Perubahan kecil yang manis, yang juga dulu tidak senyata ini. Tentu saja, ini pasti mimpi. Pikir Syilla. Tapi tidak, terlalu indah jika disebut khayalan, dan terlalu realistis jika dibilang hanya ekspektasi.

Tentang bagaimana tatapan hangat sebagai ucapan selamat pagi, ketika melihat wajah pria itu membuat harinya berseri. Hingga sekali lagi Syilla berusaha meyakini kalau ini bukanlah ilusi.

Entah berapa banyak diksi yang harus ia rangkai, untuk menjadi sebuah puisi. Beberapa bait yang akan membantunya untuk mengenang ini.

"Have a nice day, babe."

Sebuah kecupan manis mendarat di kening Syilla, tanpa basa-basi.

Lihat selengkapnya