Pantas

bloomingssy
Chapter #2

Pantas - 2 | Dua Gelas Vodka

Andai aku bisa membenci kamu, mungkin aku tak akan mengenal apa itu patah hati.

"Harusnya tadi pas kepeleset tuh teriak."

"Apaan sih Bin. Alay deh," ketus Syilla matanya tak berani melihat pria di depannya sekarang. Syilla takut ia akan semakin lemah.

Bintang mengompres dahi Syilla dengan es batu yang ia minta tadi. Syilla merasakan dinginnya es itu menyerap di kulitnya. Setidaknya dingin es batu ini dapat membantu menenangkan emosinya.

Kenapa kamu harus pura-pura gini sih Bin? Aku makin gak bisa lupain kamu kalo gini terus...

"Aku udah gapapa."

"Beneran?"

"Bintang!" panggil seorang pria yang sepertinya lebih tua dari Syilla dan Bintang.

"Pak Zayn?" tanya Bintang memastikan pria yang kini berada di hadapannya dan Syilla itu bernama Zayn.

"Hei, saya kira kamu bukan adik tingkat saya... " ucap pria itu.

"Loh, saya juga gak pernah nyangka Pak," ucap Bintang dengan senyum di wajahnya.

"Ini siapa? Pacar kamu?"

"Oh. Ini Arsyilla Pak, temen sekelas saya dulu... " jelas Bintang.

Iya. Cuma temen kok, gak lebih.

"Oh gitu, saya Zayn. Saya senior Bintang di penerbangan, sama kakak tingkat kamu juga... tapi gatau berapa taun lalu hahaha... " jelas Zayn pria kisaran berumur kepala tiga akan tetapi tubuhnya masih segar dan kekar.

"Arsyilla. Kira-kira saya harus panggil kakak atau bapak ya?" Syilla terkekeh.

"Terserah kamu aja. Eh ayo ikut, gabung ke meja saya Bin... " ucap Zayn mengajak Syilla dan Bintang bergabung di mejanya yang hanya berisikan kira-kira lima sampai tujuh orang.

"Bolehkah? Ayo Syil," ajak Bintang menyodorkan tangannya pada Syilla.

"Hah? Iya."

Syilla memegang tangan Bintang, berjalan di belakangnya. Meja Zayn sangat mewah seakan bukan reuni, tapi pesta. Beberapa botol wine, wiski, dan vodka mahal berdiri tegak di meja itu. Gelas-gelas kaca yang cantik terisi. Semua itu membuat Syilla kagum.

Kelas Pak Zayn. Bener-bener kelas kakap!

"Kalian mau? Rasanya sangat manis," Zayn menawarkan minuman di mejanya.

"Kami tidak minum, Pak Zayn. Mungkin lain kali," ucap Bintang menolak tawaran Zayn.

"Boleh saya minta satu gelas yang itu?" tunjuk Syilla pada sebuah botol vodka cantik. Entah kenapa Syilla rasanya ingin sekali minum.

"Syil! Apaan sih kamu?" bisik Bintang yang benar-benar Syilla acuhkan.

"Wah selera teman kamu bagus ya Bin. Boleh. Silahkan... "

"Syilla kamu bisa mabuk nanti!" Bintang memperingatkan Syilla begitu melihatnya menuang minuman itu ke dalam gelas.

"Cuma satu gelas Bintang... aku gak bakalan mabuk," sahut Syilla lalu meneguk minuman itu dalam satu tegukan.

"Waaah... Aroma dan rasanya benar-benar pekat... Boleh saya minta satu gelas lagi?" Syilla begitu ketagihan. Minuman ini berhasil mengurangi sakit yang ia rasakan.

"Tentu. Kenapa tidak?" ujar Zayn tersenyum, lalu menuangkan minuman itu ke dalam gelas Syilla.

"Syilla udah cukup!" sentak Bintang.

"Kamu harus coba juga Bin, rasanya benar-benar enak!" seru Zayn.

"Satu lagiii ajaa Bin. Janji."

Syilla meneguknya tanpa rasa khawatir. Manisnya minuman itu mengobati hati Syilla yang patah. Dua gelas. Tapi pipi Syilla sudah memerah sekarang. Walaupun begitu Syilla masih memiliki setengah kesadaran dalam otaknya.

Drttt!! Drttt!!!

Anjani is calling...

Syilla meletakkan gelasnya di meja. Kemudian mengangkat ponsel ke depan telinganya.

"Halo. Pak Zayn boleh saya permisi sebentar?" Syilla meminta izin untuk mengangkat teleponnya.

"Ya. Tentu saja," sahut Zayn lalu Syilla pergi menjauh beberapa langkah dari meja Zayn.

"Saya agak telat, kamu mulai meeting-nya dulu. Catat semuanya, katakan ini perintah saya."

Lihat selengkapnya