Paper Mind

Rezky Armitasari
Chapter #1

Hal Penting

Apartemen, 16 Februari 2019

Hai, namaku Vianni Gracella, kalian boleh memanggilku Vianni dan ini adalah pertama kalinya aku menulis sebuah diary. Sangat aneh untukku menulis di diary ini karena aku benar-benar bingung harus menuliskan apa, aku tidak mengingat apapun. Hal terakhir yang aku ingat adalah tadi pagi aku tersadar di sebuah kamar rumah sakit dengan seseorang yang tidak aku kenali menunggu di sampingku.

Setelah itu aku hanya berbicara dengan dokter yang katanya menanganiku selama aku terbaring di rumah sakit dan yang membuat aku syok adalah aku sudah tertidur di sana selama dua hari. Dokter itu menanyakan kepadaku beberapa hal dan yang bisa aku jawab hanyalah tidak tahu karena memang aku tidak mengingat apapun yang terjadi kepadaku. Bahkan ketika mereka menanyakan tentang keluargaku, aku sendiri juga tidak mengingatnya.

Aku hanya ingat namaku dan sebuah kejadian buruk dimana seorang laki-laki berusaha menyiksaku, aku bersumpah itu adalah kejadian yang ingin sekali aku lupakan namun nyatanya kejadian itu melekat di ingatanku.

Setelah menanyakan beberapa pertanyaan, dokter itu mendiagnosa kalau aku menderita Amnesia Anterograde, amnesia yang membuat penderitanya tidak bisa mengingat kejadian yang baru. Penyakit ini mengakibatkan penderitanya akan melupakan kejadian itu setelah dia terbangun dari tidur dan itulah yang mungkin terjadi padaku yang tidak ingat kenapa aku bisa berakhir di rumah sakit itu. Aku mungkin mengidap penyakit itu setelah kenangan menyakitkan yang melekat di otakku bukan karena kejadian baru-baru ini, setidaknya itu yang dikatakan dokter.

Aku mulai menyadari kalau laki-laki yang menungguku sampai aku sadar juga mendengarkan semua perkataan dokter tentang penyakitku, menurut dokter dia adalah waliku selama beberapa hari aku tinggal di rumah sakit. Nyatanya laki-laki ini baru mengenaliku saat dia membawaku ke rumah sakit ini yang berarti dia bukan keluargaku dan dia juga tidak bisa menjelaskan asal-usulku.

Sejujurnya aku tertarik dengan laki-laki ini saat pertama kali dia menanyakan keadaanku ketika aku tersadar dan mulai panik memanggil dokter. Saat berada di rumah sakit, dia selalu memakai masker jadi yang ditangkap oleh mataku adalah matanya yang teduh dan menyimpan kekhawatiran apalagi setelah dia mengetahui penyakitku. Hal yang membuat aku bingung adalah dia memaksaku untuk tinggal di apartemennya sampai aku sembuh dari penyakit ini atau sampai aku menemukan keluargaku padahal aku adalah orang asing untuknya.

Namanya Niscala Ardhi Nata, dia memintaku untuk memanggilnya dengan nama Niscala saja dan ketika memasuki apartemen ini walau dia tidak menceritakan apa-apa kepadaku tapi aku mengerti dari semua piala penghargaan itu, dia adalah seorang artis terkenal. Aku semakin deg-degan, apakah tidak menimbulkan masalah kalau aku tinggal di rumahnya? Aku harus terbiasa menjaga kelakuanku dan sebisa mungkin tidak memunculkan wajahku ke tetangga dekat rumahnya.

Oh iya, Niscala juga yang memberikan aku diary ini karena menurutnya aku bisa menuliskan segala kejadian hari ini di diary ini agar besok ketika aku terbangun aku masih bisa membaca semua yang aku lewati kemarin dan mulai mengingatnya. Hanya saja saat ini menuliskan segala hal tentang Niscala adalah hal yang paling penting buatku, aku tidak mau melupakan seseorang yang sudah berjasa menyelamatkan kehidupanku.

Niscala, sikapnya sangat lembut tapi juga tegas, tubuhnya sangat proporsional mungkin itulah yang menjadikan dia seorang artis. Niscala juga mempunyai lesung pipi yang sangat manis, aku mungkin tidak mengingat kalau aku mungkin pernah bertemu dengan orang lain yang punya lesung pipi yang manis seperti dia tapi karena saat ini aku hanya bertemu dia maka dialah seseorang berlesung pipi yang paling tampan menurutku.

Aku tidak tau harus sampai kapan aku mengidap penyakit seperti ini, apakah aku akan sembuh atau harus terus hidup seperti ini? Hanya saja jika aku diijinkan mengingat satu hal saja maka aku ingin mengingat tentang segala hal tentang Niscala Ardhi Nata. Aku berharap aku tidak memberikan masalah padanya sampai aku bertemu dengan keluargaku atau orang yang mengenalku.

***

Suara bunyi bel mengagetkan Vianni, kegiatan membersihkan rumahnya terhenti dan dia langsung berlari ke samping Niscala yang tengah duduk santai menonton TV. Niscala memandang Vianni heran, “Ada apa Vianni, kok pintunya malah nggak dibuka?” Vianni malah memandang wajah Niscala dengan penuh kekhawatiran dan sepertinya Niscala mengerti perasaan Vianni.

Lihat selengkapnya