Entah kenapa Vianni sangat bersyukur dipertemukan dengan Conan, dia adalah angin sejuk di antara ke-chaos-an antara dirinya dengan Niscala dan Jasmine. Mungkin Conan memang ditakdirkan menjadi seorang dokter karena mampu memahami perasan pasiennya dengan baik. Seperti dua hari kemarin saat Niscala diharuskan untuk keluar negeri demi menghadiri brand yang Niscala menjadi brand ambassadornya. Vianni dan Niscala sampai hampir bertengkar malam sebelum Niscala berangkat hanya karena Vianni minta selama Niscala pergi agar Vianni menginap di rumah Jasmine saja. Untung saja Conan bisa menengahi dengan meyakinkan Niscala kalau dia akan terus memantau Vianni selama tinggal di rumah Jasmine.
Sama halnya juga dengan Jasmine, dia tidak pernah sebenarnya membenci Vianni tapi penjaga Vianni yaitu Niscala selalu membuatnya sebal. Jasmine pun hampir menolah untuk memberikan Vianni tumpangan selama seminggu saat Niscala tidak ada. Tentu saja mengingat Niscala dengan berapi-api melarang Jasmine bertemu dengan Vianni sejak kejadian hari itu. Lagi-lagi Conan turun tangan untuk membantu Vianni membujuk Jasmine agar Vianni bisa tinggal bersamanya. Dengan berbekal meyakinkan Vianni kalau Niscala sudah menyetujui keinginan Vianni untuk tinggal di rumahnya, akhirnya Jasmine juga setuju.
“Maafkan aku karena selalu merepotkan kak Conan dan terima kasih karena kak Conan selalu mendukungku.” Akhirnya Vianni punya waktu untuk menyampaikan permintaan maaf dan rasa bersyukurnya karena Conan ada bersamanya.
Conan tersenyum sambil tetap fokus mengendarai mobilnya, “Kenapa kamu harus minta maaf? Aku melakukan semua ini karena kamu berada di bawah tanggung jawabku dan Niscala.”
Suasana mobil itu kembali hening, “Kak Conan, apa yang membuatmu selalu mendukung setiap langkah yang aku ambil?” tanya Vianni kembali.
Conan terlihat berpikir sebentar, “Semua demi kesehatan kamu Vianni, aku tahu kalau kau berhutang budi pada adikku tapi tidak semuanya harus berdasarkan keinginan Niscala. Ada sesuatu yang kau inginkan yang bertentangan dengan keinginan Niscala, selama itu tidak merugikan di pikiranku maka akan aku bantu kamu untuk mewujudkannya.”
“Tapi mungkin saja hasilnya lebih benar Niscala daripada aku, kak?” Seluruh perhatian Vianni mulai tertuang ke Conan.
Conan terlihat berpikir lagi, “Mungkin saja tapi biarlah itu menjadi pembelajaran bagimu kalau hal ini jangan kamu ulangi lagi. Aku tidak mengerti dengan penyakitmu tapi setiap kamu bangun, kamu akan seperti terlahir kembali. Intuisiku sebagai dokter mengharuskanmu untuk belajar menanggung segala hal yang kamu putuskan sendiri karena Niscala tidak bisa selalu menjadi orang yang mengambil segala langkah untukmu. Aku tahu sifat Niscala yang terlalu overprotektif akan sesuatu tapi ini adalah hidupmu Vianni, melangkahlah, mungkin setelah itu kau akan mengingat sesuatu tentang dirimu sendiri.” Vianni tidak salah, dia benar-benar bersyukur memiliki Conan sebagai orang yang selalu berada di sisinya.
***
“Winola, pasien kesayangamu sudah datang!” teriak Conan ke seorang dokter yang tengah sibuk menghadapi komputer di depannya.
Dokter itu memiringkan kepalanya dari komputer dan tampaklah wajahnya yang berseri-seri, “Vianni, sudah siap dengan treatment hari ini?” Vianni hanya mengangguk, dia sangat senang bertemu dengan dokternya yang ceria ini.
“Vianni, setelah treatmentmu dengan dokter Winola, aku sudah berpesan ke Jasmine untuk menjemputmu. Aku mungkin pulang dari rumah sakit sangat malam jadi kalau aku tidak sempat ke rumah Jasmine, aku akan memberitahu Jasmine nanti. Ingat, jangan melangkah keluar dari rumah sakit kalau Jasmine belum sampai atau belum memberi informasi apa-apa,” ujar Conan panjang lebar.
“Tenanglah, dia punya dokternya di sini, kau seperti mengingatkan sesuatu kepada anak berumur tiga tahun saja,” guyon Winola.
Conan dan Vianni ikut tertawa, “Aku serahkan dia padamu yah.” Winola mengangguk kemudian Conan meninggalkan ruangan itu.
“Kita ke ruang pemeriksaan sekarang, yah?” Vianni mengangguk kemudian mengikuti Winola ke ruangan pemeriksaan.
Kurang lebih setengah jam segala treatment yang diikuti Vianni, “Bagaimana dokter?” tanya Vianni ketika treatmentnya hampir selesai.
Winola melihat hasil yang dia catat di selembar kertas, “Hasilnya berkembang dengan baik tapi masih ada beberapa hal yang harus kita tambahkan ke dalam treatmentmu. Kau harus bersabar agar treatment dapat berjalan dengan lancar dan jangan sering stress yah.” Hasil yang berkembang dengan baik saja sudah menenangkan Vianni, itu berarti segala yang dia lakukan tidak sia-sia.