“Vianni, ini susunya.” Lakeisha menyodorkan segelas susu untuk Vianni yang tengah termenung di balkon rumah Lakeisha.
Bintang menyinari langit malam di rumah Lakeisha dan itu sangat mengundang Vianni untuk menatapnya sebentar, “Jangan tidur terlalu malam, kamu sudah lelah melakukan segala macam terapimu hari ini jadi harus istirahat cepat. Aku tidak mau Niscala ataupun Conan murka padaku karena membiarkanmu tidur terlalu larut." Vianni hanya mengulas senyum tipis.
Lakeisha menyadari sepertinya ada yang salah semenjak Vianni pulang dari rumah sakit, “Ada apa denganmu, Ni?” Dia sudah tidak tahan lagi untuk ridak bertanya.
“Aku bertemu dengan Puspamaya,” ujar Vianni pelan.
Wajah Lakeisha langsung saja berubah marah, “Untuk apa gadis bermuka dua itu ada di sana dan menemui kamu?!”
Vianni juga kaget menyadari perubahan mood Lakeisha, “Tenang saja kak, dia tidak bertanya hal aneh kepadaku hanya bertanya hubunganku dengan Niscala sedekat apa.” Vianni berusaha menenangkannya.
“Dia bahkan tidak punya hak untuk menanyakan hal seperti itu padamu,” omel Lakeisha, Vianni tersenyum karena sepertinya Lakeisha sudah lebih agak tenang.
Angin malam menyapu mereka berdua, meninggalkan keheningan dalam kediaman mereka masing-masing, “Sebenarnya ada apa antara kakak, kak Conan, Niscala dan Puspamaya? Kata Puspamaya, kalian dulu dekat satu sama lain lalu kenapa sekarang kalian sepertinya saling bermusuhan.” Vianni bisa gila kalau memikirkan ini terus, lebih baik harus ditanyakan sekarang.
Lakeisha tidak mengeluarkan perkataan sama sekali, “Nggak usah dijawab kak, kayaknya aku sudah kelewat batas untuk mencari tahu semuanya.” Tapi Vianni sadar diri lagi kalau dia hanya manusia numpang lewat dalam kehidupan mereka.
“Saat itu … aku mencintai Niscala.” Ucapan Lakeisha sangat pelan tapi mampu mendebarkan jantung Vianni.
“Saat itu?” Rasanya Vianni tidak ingin membahas lagi tapi rasa penasarannya masih belum habis.
Lakeisha menatap Vianni dengan mata yang berkaca-kaca, “Iya, aku adalah orang pertama yang menjadi sahabat perempuan Niscala dan Conan saat mereka pertama kali pindah ke daerah ini.”
Vianni mulai fokus mendengar cerita Lakeisha, “Hubungan kami sangat baik sampai satu anak baru masuk ke dalam geng kami, Puspamaya. Saat itu kami belum dewasa bahkan aku masih terlampau bodoh untuk berpikir bahwa di antara kami tidak akan ada yang sanggup untuk menjatuhkan teman sendiri. Nyatanya aku baru tahu kalau ular berwujud manusia itu nyata adanya!” Wajah Lakeisha kembali merah padam.
“Setelah Puspamaya bergabung, aku menjadikan dia sebagai tempat curhat karena sudah menganggap dia sahabat terbaik. Semua aku ceritakan termasuk bagaimana perasaanku kepada Niscala, siapa yang sangka kalau dia juga mencintai Niscala dan merencanakan niat jahat di dalam hatinya!” Vianni terkesiap, dua orang yang mencintai orang yang sama adalah dua orang perempuan yang sangat jauh lebih cantik dari dirinya.
Lakeisha menyesap susu di cangkirnya, “Aku tidak tahu kalau ternyata Niscala juga menyimpan rasa ke Puspamaya, di belakang kami mereka diam-diam jadian. Puspamaya memfitnahku bahwa aku berusaha menjauhkan dia dari Niscala karena aku mencintai Niscala. Aku memang mencintai Niscala tapi aku tidak tahu dia sudah bersama Puspamaya, mereka berdua menjebakku dengan membuat aku menyatakan perasaanku kepada Niscala. Niscala melakukan hal sejahat itu dengan mempermalukanku di depan teman-teman sekelas hanya karena hasutan perempuan biadab itu!”
“Tapi kenapa jadi Niscala yang marah kepadamu? Seharusnya kamu yang marah sama dia kan?” Vianni jadi bingung.
Lakeisha menganggukkan kepalanya, “Aku sangat marah padanya sampai hubungan pertemanan kami terpisah tapi bodohnya aku malah membalas kesalahan Niscala dan Puspamaya lewat Conan yang tidak tahu apa-apa.” Vianni terdiam, seorang Conan yang baik hati dan tidak tahu apa-apa adalah korban dari mereka bertiga.
“Aku memacari Conan hanya untuk balas dendam tapi tidak berlangsung lama. Setelah Puspamaya kedapatan selingkuh oleh Niscala, mereka putus dan menurutku itu adalah kesempatanku untuk kembali mengejar Niscala. Aku menghancurkan perasaan sebaik Conan dengan pura-pura selingkuh dengan orang lain, Conan bukan orang bodoh, dia tahu kalau ini hanya akal-akalanku supaya kita putus. Aku akhirnya mengungkapkan semuanya di depan Conan tapi ternyata Niscala juga mendengarnya, itulah awal bagaimana Niscala membenciku.” Suasana kembali hening setelah cerita Lakeisha.
“Kalian semua berdosa kepada kak Conan tapi kak Conan masih menerima kalian dengan baik.” Lakeisha mengangguk sepertinya menyesal dengan apa yang dia lakukan.