Paper Mind

Rezky Armitasari
Chapter #11

Harus Bagaimana

Rumah Lakeisha, 17 Juni 2019

Rumah kak Lakeisha adalah rumah paling hangat menurutku, tatanan perabotannya yang rapi dan suasana yang berharum Lavender. Ketika duduk-duduk di balkon, rumah ini juga mengeluarkan bau harum dari bunga-bunga yang dirawat secara telaten oleh kak Lakeisha. Wanita lembut seperti sudah pasti akan menghasilkan dunia yang hangat dan menyenangkan seperti keadaan rumah ini.

Jika hari itu Puspamaya tidak masuk dalam kehidupan mereka apakah mungkin saat ini Niscala bisa bersama Lakeisha? Dia pasti akan hidup dalam dunia yang nyaman dan tenang karena berada di tangan yang tepat. Tapi bagaimana dengan kak Conan? Bagaimana dengan … ku? Sungguh lucu bahkan aku sangat malu memikirkan diriku apabila nasibnya berubah seperti itu.

Banyak pertanyaan di kepalaku tentang kenapa Niscala masih membenci Lakeisha lalau tidak membenci Puspamaya. Jika ini memang karena kak Conan bukankah setelah melihat perlakuan Conan ke Lakeisha yang baik, itu merubah pemikiran Niscala untuk membenci Lakeisha? Apakah Niscala benci karena kak Conan yang terlalu baik kepada Lakeisha? Atau memang ada yang cerita yang lebih panjang dari sekedar cerita yang dikatakan oleh Lakeisha kepadaku?

Hidupku sudah sangat kosong dengan penyakit yang ada di tubuhku, seluruh yang seharusnya aku ingat malah terhapus. Yang muncul hanyalah bayangan orang asing yang menghantuiku setiap aku akan tertidur atau setiap kegelapan menyelimutiku. Apakah masih ada waktuku untuk mengurusi yang terjadi antara Niscala, Lakeisha dan Puspamaya? Bukankah seharusnya sekarang aku memikirkan kemungkinan buruk yang terjadi apabila dokter Winola tidak berhasil menyembuhkanku?

Aku teringat ucapan dokter Winola, dia bilang kalau dia akan membantu menyembunyikanku ketika aku akan lari dari Niscala. Mungkin dia bisa menyembunyikanku tapi apakah aku tidak akan berubah bodoh dan mencari Niscala lagi? Aku mungkin lebay tapi yang aku tahu sekarang kalau Niscala adalah tatanan yang harus mengelilingiku. Kalau dia tidak ada di sampingku maka aku tidak akan bisa berfungsi lagi tapi jika memaksanya di sampingku akan mencelakainya, apakah aku akan kuat?

Aku benar-benar pengecut, sekeras apapun aku mewaraskan diriku, berkata kalau akulah manusia yang akan menjadi benalu dalam kehidupan Niscala tapi sekeras itu juga aku tidak mengambil langkah panjang untuk menjauhinya. Vianni, terlalu tinggal bersama Niscala akan membuat dia semakin kerepotan apalagi kalau perawatanmu ini ternyata tidak menghasilkan apa-apa! Apa kau terharu karena dia bilang dia akan hiatus demi dirimu?! Apa kau mau dia melakukan hal itu dan perlahan melihat masa depannya hancur?! Apa kau sungguh seorang Ratu sampai harus mendapatkan pengorbanan seperti ini?! Sadarlah, Vianni!

Niscala, aku harus apa? Aku harus apa agar bisa tenang jauh darimu? Aku harus apa supaya kau tahu kalau aku pergi darimu bukan karena aku membencimu tapi aku membenci diriku sendiri. Jawab aku supaya aku tidak frustasi seperti ini! Apa Puspamaya akan membantuku? Apa dia akan membantuku untuk menghilang agar kau tidak mencariku? Ya Tuhan, tolong bantu aku, sepertinya aku mulai gila!

***

“Kenapa kau harus pulang ke apartemenmu sendiri, sih? Tunggu saja Conan sampai selesai bekerja lalu dia mengantarmu pulang,” omel Lakeisha melihat Vianni sudah bersiap-siap.

Vianni malah tersenyum dengan ocehan Lakeisha, “Ada apa ini? Sha, suara omelanmu bahkan sudah sampai ke tengah jalan sana.” Tak disangka baru jam satu siang, Conan sudah ada di rumah Lakeisha.

“Untung saja kau sudah ke sini, aku pasti akan dibunuh adikmu melihat kelakuan anak ini yang tidak mau mendengarku!” Masih saja Lakeisha mengomel ria.

“Kak Conan kenapa sudah pulang kerja?” Vianni tidak mengindahkan omelan Lakeisha tapi malah menghampiri Conan.

“Tidak ada terlalu banyak pasien hari ini tapi sore nanti sekitar jam lima aku harus kembali untuk mengikuti seminar. Kenapa sampai Lakeisha mengomel seperti itu? Apa kau berusaha untuk pulang sendiri lagi ke apartemennya Niscala?” Conan menjitak dengan tidak keras kepala Vianni.

Vianni mengelus jitakan Conan itu, “Aku bukannya tidak mau menunggu kak Conan pulang tapi kalau tidak salah ingat Niscala akan sampai sekitar malam nanti. Aku tidak mau kalau sampai Niscala pulang dan melihat keadaan apartemen berantakan. Lagipula aku ingin berusaha pulang sendiri dari rumah kak Lakeisha ke apartemen dengan mengingat rute bisnya supaya kalau kalian tidak bisa menjemputku, aku bisa sendiri.”

“Hentikan omong kosongmu itu, aku tidak akan membiarkan kau kelayapan sendiri!” Wajah Lakeisha masih masam tapi tetap membersihkan piring bekas makan Vianni, dia sudah menganggap Vianni layaknya adiknya sendiri.

Conan menuang susu ke dalam gelasnya, “Benar apa yang dikatakan Lakeisha, untuk saat ini tidak usah memikirkan kalau kami tidak akan punya waktu untuk menjemput. Kami akan usahakan dalam keadaan apapun untuk tetap menemanimu kalau kau ingin keluar rumah.”

Vianni tertunduk dengan wajah sedih, “Aku sudah terlalu sering merepotkan kalian.” Dan suara sedih itu membuat Conan dan Lakeisha saling berpandangan.

Conan mengelus pundak Vianni agar gadis itu tidak sedih, “Bertahanlah … aku pastikan setelah kau sembuh dan keadaan membaik, kau dengan bebas bisa berpergian sendiri tanpa kami.” Lakeisha juga mengulas senyum agar perasaan Vianni membaik.

Lihat selengkapnya