“SELAMAT ULANG TAHUN DEK MARINA!” seru Regis dan Vera bersuara pelan, agar orang lain di kamar sebelah tidak terganggu.
Wajah Marina mirip siswa yang dipuji guru. Sementara Mama menggeleng tetapi bibirnya tersenyum.
“Makasih banyak, Kak Regis dan Kak Vera yang cantik,” ucap Marina dengan hidung terpasang kateter nasal.
Wajahnya pucat sewarna salju. Hati Regis serasa orang yang masuk ke rumah hantu. Dia tidak siap kalau terjadi apa-apa dengan Adiknya itu.
“Kami berdua ada hadiah buat kamu juga, Dek,” kata Vera menyaksikan mata berbinar Marina.
“Hadiah apa Kak!?” ucapnya tidak sabar.
Mereka tertawa ringan oleh tingkah Marina. Vera mengintip hadiah tersebut ada dibalik punggung Regis. Dia pun memperlihatkan hadiah itu ke Marina, dengan senyuman yang paling menawan.
Jangan khawatir, Tunjukkan senyummu karena hari ini hari bahagia buat Adikku, batinnya koar-koar di dalam dada.
“Maaf ya Dek, hadiahnya cuman boneka. Soalnya saat kami cari benda-benda berbau Surfing di PTC nggak ada,” jelas Vera, tampak berharap Marina tidak sedih.
“Nggak papa kok, Kak. Hadiah ini aja udah senang aku.” Marina mengeluarkan ketiga boneka itu dari kantong plastik bermotif lautan dan memeluknya.
Regis menilik di sofa ada Mamanya saja. Ada satu orang yang belum datang. Dia harus hadir untuk melengkapi kebahagiaan Marina.