Para Pencari Cinta

Topan We
Chapter #46

Lia Dibawa Cowok Lain Lagi

Kali kedua, Irfan dan Hasan menyaksikan kejadian yang sama. Kali ini, Lia—pacar Iwan—lagi-lagi terlihat bersama lelaki yang dulu pernah membawa Lia. Mata Irfan dan Hasan tak bisa berbohong; mereka melihatnya dengan jelas. Lia yang seharusnya ada di sisi Iwan, kini berjalan dengan seorang pria yang jelas bukan kekasihnya. Hati mereka, teriris melihat pemandangan ini. Mereka menyaksikan dari kejauhan, menundukan kepala di sebuah pos ronda, mencoba untuk tidak menarik perhatian Lia dan lelaki itu.

Hasan menarik napas panjang, matanya menatap tajam ke arah pasangan yang baru saja melewati sebuah pos ronda tempat dimana biasa mereka bertiga nongkrong. "Udah dua kali, Pong," ucapnya pelan, hampir berbisik. "Kita harus kasih tahu si Iwok."

Irfan mengangguk pelan. Ia merasa berat untuk melakukan itu, tetapi apa lagi yang bisa mereka lakukan? Jika ini tidak diberitahukan kepada Iwan, justru nanti Iwan akan kecewa kepada mereka. Irfan merasa kasihan pada sahabatnya itu, yang selalu menaruh harapan tinggi kepada Lia. Namun kenyataannya, Lia hanya bermain-main dengan perasaan Iwan.

"Gimana kalau kita biarin aja. Biar si Iwok langsung yang memergoki pacarnya?" kata Irfan ragu. "Mungkin lama-kelamaan si Lia pasti ketahuan."

Hasan menatap Irfan, matanya penuh tekad. "Kasian juga kalau kaya gini terus, Pong. Lia dengan cowok lain di sini jelas bukan kebetulan. Dia udah bermain-main dengan Iwok, dan kita enggak bisa diam gitu aja."

Dengan berat hati, Irfan akhirnya mengalah. Mereka berjalan perlahan menuju rumah Iwan. Selama perjalanan, suasana di antara mereka penuh dengan kecanggungan. Mereka tahu bahwa memberitahukan hal ini pada Iwan bukanlah keputusan yang mudah.

Sesampainya di rumah Iwan, mereka langsung duduk di kamar Iwan. Iwan yang sedang duduk dengan wajah murung, tampaknya sudah merasakan ada yang tidak beres.

"Weyyy," Iwan mulai dengan suara yang terdengar gelisah. "Ada apa? Tadinya aing mau nyusul ke pos."

Hasan memandang Irfan sebelum akhirnya menatap Iwan. "Wok, ada yang enggak beres nih. Kita baru aja ngelihat si Lia dibonceng sama cowok lain. Mereka kelihatan rapih tadi, kaya abis jalan-jalan atau dari mana gitu."

Iwan terdiam sejenak, seolah-olah kata-kata Hasan belum bisa diterima oleh akalnya. "Yang bener? Lia... Dibonceng cowok lain?" suara Iwan mulai terdengar lebih ragu.

"Ya," jawab Irfan, "aku dan Kacong melihatnya. Maka dari itu kami kesini. Mau ngasih tau kabar ini, Wok."

Iwan terdiam lama, matanya yang semula kosong kini mulai menunjukkan tanda-tanda kemarahan. Ia tak tahu harus bereaksi bagaimana. Rasa sakit dan kebingungan bercampur aduk di dalam dirinya. "Coba nanti aing cari dulu si Lia," katanya dengan suara tegas.

Lihat selengkapnya