Para Penentang Muhammad Saw

Mizan Publishing
Chapter #3

Ummu Jamil Perempuan Tua Penyebar Fitnah

Perempuan ini memiliki wajah yang cantik sehingga diberi gelar Ummu Jamil (Ibu Cantik). Sayang, perangainya tidak secantik wajahnya. Dia dikenal sebagai perempuan bermulut tajam. Namanya bahkan disebut-sebut dalam Surah Al-Masad (Al-Lahab) sebagai hammâlata al-hathab, yaitu perempuan pembawa kayu bakar, yang bila terbakar, apinya bisa melalap apa saja. Dia adalah Arwa, istri Abu Lahab.

Nasab dan Silsilah

Bani ‘Abd Syams dinisbahkan kepada ‘Abd Syams ibn ‘Abd Manaf ibn Qushai ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka‘ab ibn Luay. Klan tersebut masih satu garis keturunan dengan Bani Hasyim, yaitu bertemu pada ‘Abd Manaf. Bani ‘Abd Syam tidak hanya tinggal di tanah Hijaz, tapi juga menyebar hingga Syam dan Mesir. Bahkan, dinasti Bani Umayyah, yang sempat memangku kekhalifahan selama kurang lebih satu abad, merupakan bagian dari klan ini.1

Dari klan inilah, Ummu Jamil berasal. Tepatnya, perempuan ini memiliki silsilah lengkap sebagai berikut: Ummu Jamil binti Harb ibn Umayyah ibn ‘Abd Syams. Dari pihak ayah, Ummu Jamil memiliki saudara bernama Abu Sufyan ibn Harb, yang sempat menjadi musuh Rasulullah Saw. sebelum masuk Islam. Ayah mereka, Harb ibn Umayyah, menikah dengan dua orang perempuan, yaitu Shafiyyah binti Hazn ibn Bujair ibn Al-Hazm Al-Hilali dan Fakhitah binti ‘Amir ibn Mu’attib Al-Tsaqafi (dari Bani Tsaqif). Dari Shafiyyah, Harb memiliki sepasang anak, yaitu Fari’ah dan Abu Sufyan yang nama kecilnya adalah Shakhr. Sementara itu, dari Fakhitah, Harb memiliki empat orang anak. Mereka adalah ‘Amr, Ummu Jamil, Umaimah, dan Ummul Hakam. Jadi, Ummu Jamil dan Abu Sufyan adalah saudara seayah berbeda ibu.

Dengan statusnya sebagai kakak seayah dari Abu Sufyan, perempuan yang nama sebenarnya adalah Arwa ini jelas bukanlah perempuan sembarangan. Dia merupakan perempuan bangsawan yang berstatus terhormat. Kakeknya, Umayyah, merupakan pedagang yang kaya raya dan mewariskan kekayaan yang luar biasa untuk anak-anaknya. Kekayaan itu menjadi salah satu alat politik untuk mendapatkan kekuasaan, selain kedudukan mereka sebagai keturunan bangsawan.2

Kompak Memusuhi Rasulullah Saw.

Arwa dan suaminya, Abu Lahab, setali tiga uang. Mereka ibarat dua sisi kepingan mata uang. Bersama anak-anaknya, mereka saling mendukung satu sama lain. Ketika Abu Lahab tidak suka kepada keluarga Rasulullah Saw., Arwa pun bersikap demikian. Dia bahkan tidak hanya membenci Rasulullah Saw., tapi juga membenci istri beliau, Khadijah binti Khuwailid, yang terkenal cukup kaya.3

Ketika dakwah Rasulullah Saw. mulai merambah ke keluarga dekat beliau, Arwa melihatnya sebagai hal buruk. Dia menilai anak muda itu berpotensi menjadi pesaing suaminya di kemudian hari. Oleh karena itu, dia dan suaminya kompak bersikap menentang, tanpa peduli pada hubungan keluarga yang sudah terjalin erat sebelumnya.

Sikap tersebut dibuktikan dengan memutus pernikahan anakanaknya. Setelah kedua anaknya resmi menikah dengan putri Rasulullah Saw., Arwa malah berbalik dan mendukung perceraian mereka. Hal tersebut terjadi tak lama setelah Surah Al-Lahab turun. Abu Lahab sangat tersinggung dengan turunnya surah itu. Bersama suaminya, Arwa lalu menyuruh ‘Utbah, anaknya, untuk menceraikan Ruqayyah, putri Rasulullah Saw.4 Setelah itu, kebenciannya kepada Rasulullah Saw. dan keluarganya semakin menjadi-jadi.

Mendadak Dibutakan Matanya

Arwa tak pernah berhenti berupaya mencelakai Rasulullah Saw. Suatu ketika, Arwa sengaja membawa batu sekepalan tangan. Dia mengintai kedatangan Rasulullah Saw. dari arah Ka‘bah, tempat beliau terkadang melaksanakan shalat. Beberapa saat kemudian, Rasulullah Saw. yang saat itu sedang bersama Abu Bakar r.a. lewat di hadapan Arwa. Namun, atas kekuasaan Allah, Arwa tidak bisa melihat Rasulullah Saw. meskipun beliau melintas di depannya.

Lihat selengkapnya