“Kamu yakin mereka baik-baik saja?” tanya Ezar menatap Sarjas dengan tegas.
Sarjas mengangguk. “Tentu,” jawab Sarjas lalu menambahkan dengan, “Sejauh ini.”
Tambahan itu membuat Ezar menghela napas. Ia merasa tidak puas. Kekhawatirannya belum hilang terhadap nasib Kayla. Sudah tiga malam yang Sarjas dan Ezar lalui. Sudah enam kali peristirahatan di antara persinggahan mereka di pada gurun, padang rumput, maupun lembah perbukitan. Sarjas masih saja menolak ajakan Ezar untuk melakukan pengecekan terhadap dua wanita pujaan hati mereka.
Sarjas menyadari kekhawatiran Ezar lalu mencoba memberi penghiburan. “Mungkin mereka yang malah mengkhawatirkan kita,” ujar Sarjas lalu tertawa singkat.
“Justru itu! Bukankah itu buruk untuk mereka?”