Para Pengganti

Agung Satriawan
Chapter #23

Pilihan

“Kemana saja kamu selama ini?” tanya Amira yang berusaha mengimbangi kecepatan jalan Sarjas yang menapaki jalan mendaki sambil membawa obor. Amira memilih jalan pinggiran kota untuk menghindari patroli tentara Romawi yang sudah Orjan kabarkan rute dan jadwalnya.

“Ada di sekitar sini,” jawab Sarjas memindahkan obor ke sisi lain saat tahu Amira hampir menyamai langkahnya.

“Belok sini,” ujar Amira saat Sarjas hampir saja lurus. Sarjas mengikuti arahan itu.

“Bagaimana ceritanya Ezar masuk ke lingkar terdekat Masiah?” tanya Sarjas, tak puas dengan jawaban sebelumnya.

“Itu pilihannya, Sarjas,” jawab Amira. “Banyak orang menginginkannya, dan Ezar sangat bersyukur ia jadi salah satunya,”

“Karena Kayla kurasa,” gugat Sarjas dengan nada ejekan.

Amira menggeleng. “Bagaimana kamu bisa menghakimi hati orang?”

“Karena aku tahu dia, Amira! Dia sahabatku! Dia tergila-gila pada Kayla!” ketus Sarjas. “Seharusnya dia tak perlu sedalam ini,” gumamnya, tapi bisa Amira dengar.

Rasa kesal membuat Amira balik bertanya, “Jadi kamu pun bukan karena benar-benar menerima Masiah sebagai juru selamatmu, begitu?”

Sarjas mendengus mendengar pertanyaan itu. Amira masih berusaha membalasnya dengan pertanyaan lain. “Lalu karena siapa kamu berada di sini?” tanya Amira.

Sarjas menggeleng. “Setelah apa yang aku ungkapkan padamu, kamu masih bertanya begitu?”

“Jawab saja!” bentak Amira dengan napas tersengal-sengal dan nada kesal.

Sarjas menggeleng dengan senyum sinis dengan tatapan terus mengarah ke depan. Jalan batu di depannya mulai berubah menjadi jalan tanah berpasir. “Tentu saja karenamu, Amira, siapa lagi?”

Amira menatap Sarjas sekilas lalu melihat ke arah jalan lagi. “Kamu tidak bersungguh-sungguh, kan?”

Sarjas mendecak keluh, merasa muak dengan keraguan Amira. “Aku tak memaksamu untuk percaya,” ucap Sarjas ketus. “Tapi untuk apa aku mempermalukan diri di depanmu, di depan Ezar, di depan Kayla.”

Amira merasakan jeda ragu sebelum Sarjas mengucap nama Kayla. “Kamu tahu Kayla akan kecewa, kan?”

“Kalau?”

“Kalau aku menerima ajakanmu untuk menikah tentu saja!”

“Kenapa?” tanya Sarjas

“Kenapa katamu?” sahut Amira. “Aku sudah katakan dia mencintaimu!”

Lihat selengkapnya