“Maafkan aku!” teriak Ezar dengan tubuh bersimpuh di hadapan Kayla dan Amira. Air matanya membasahi wajahnya yang sudah sembab karena terus menangisi keterlambatannya.
“Sekarang di mana Masiah?” tanya Amira yang merautkan panik.
Ezar belum mau bangkit dari sujudnya dan masih terisak-isak. Ia mencoba mengumpulkan ketegaran agar bisa menjawab pertanyaan Amira. Setelah merasa bisa menahan isak tangis selanjutnya Ezar pun berkata, “Tentara Romawi membawanya ke hadapan Pilatus.”
Amira bergegas keluar dari rumah wanita tua pengikut Masiah yang merelakan rumahya sebagai tempat tinggal sementara. Kayla masih melihat ke bawah untuk melihat Ezar. Ia berjongkok untuk mendekati telinga Ezar.
“Kamu sudah berusaha,” ucap Kayla. Ucapan yang membuat Ezar menggeleng lalu memukul lantai berulang kali.
Ezar menggeleng lagi lalu berkata “Maafkan aku,” ucapnya lagi lalu bangkit menduduki kakinya. “Seandainya aku tiba lebih cepat.”
Kayla menatap Ezar penuh rasa kasihan. “Aku memaafkanmu,” ucap Kayla. Ucapan yang membuat Ezar menoleh.