Para Pengganti

Agung Satriawan
Chapter #28

Jawaban

Ezar dan Kayla sudah menyusuri sepertiga Yerusalem dari pagi sampai siang, setelah mendapat kabar dari para pengikut bahwa Masiah tidak diadili di dalam kota, melainkan di pelataran Istana Herodus, di sebelah barat kota. Kayla tahu bahwa istana itu tertutup, karenanya tak mungkin keluar dari kota melewati gerbangnya. Ezar dan Kayla berjalan cepat bersama orang-orang, baik pengikut Masiah, maupun orang-orang yang hanya ingin menyaksikan nasib orang yang sudah diincar para rabi di seantero Yudea itu. Tanpa sedikitpun berhenti untuk istirahat, mereka menyusuri jalan setapak dan perkebunan di kota bawah menuju Gerbang Tekoa dekat Kolam Siloam. Keduanya terus menyusuri jalan, sementara tembok Yerusalem berada di sebelah kanan mereka, sampai bertemu persimpangan menuju Betlehem. Saat mulai berbelok menyusuri jalan menuju Gerbang Istana Herodus, Ezar dan Kayla mulai melihat banyak orang berjalan ke arah yang sama. Lalu kerumunan mulai terlihat saat bagian atas Istana Herodus terlihat di balik tembok kota Yerusalem. Ezar mulai mendengar isak tangis dari beberapa wanita yang ia tahu sebagai pengikut Masiah. Beberapa wanita yang menangis justru berjalan menjauhi keramaian, hingga berpapasan dengan Ezar dan Kayla. 

Melihat wajah wanita yang ia kenal berjalan ke arahnya itu, Kayla mencegatnya. “Apa yang terjadi?” tanyanya dengan bisikan. 

Wanita itu tersedu-sedu. Ia menjenggut kerudungnya sendiri sambil berucap lirih, “Pilatus menghukumnya, mereka menyiksanya,” katanya lalu terjatuh ke tanah. Orang-orang yang sedang melihat ke depan sempat melihat wanita itu terus menangis di bawah. Kayla berusaha menghibur dengan mengelus punggung dan mengangkatnya untuk kembali berdiri. Ezar tak tahan untuk diam, karenanya ia lanjut berjalan sambil sesekali berjinjit agar bisa melihat melampaui tubuh orang-orang di depan. Ia mulai bisa melihat sekumpulan tentara Romawi, para perwiranya, dan rabi-rabi di pelataran gerbang istana. 

Salah seorang rabi berjubah hitam menunjuk seseorang di bawah sambil berteriak, “Kamu salah satu muridnya, kan?” yang disusul hening yang menjeda bisik-bisik orang di sekitar. Ezar tidak bisa melihat orang yang ditunjuk itu, tapi tak lama seorang pria berjubah yang menudungi kepalanya berjalan cepat melewati orang-orang dan berpapasan dengan Ezar. Pria itu sempat bertemu tatap dengan Ezar kemudian menunduk dan melewatinya. Ezar menahan diri untuk memanggilnya, tapi ia yakin itu adalah Syamun, salah satu murid Masiah yang malam sebelum tadi bersamanya di rumah besar makan malam. Ezar sempat terus menatap langkahnya menjauh bersamaan dengan melihat Kayla yang berjalan ke arahnya. 

Baru akan kembali jalan beriringan, seorang pria di depan, juga dengan jubah bertudung, menahan tubuh Ezar melangkah. 

Lihat selengkapnya