Para Pengobar Perubahan

Bulan Separuh
Chapter #3

Adegan 2 (penculikan di rumah arif)

Narator:

Waktu pun bergulir. Sebagaimana janji-temu yang direncanakan oleh Arif, Ahmed, Kinan dan Ana, malam ini mereka pun berkumpul. Arif yang merupakan, ketua organisasi pemuda-pemudi desa, telah menghimpun, tidak hanya tiga temannya tadi, tapi juga delapan teman lainnya. Yang masyarakat tahu, mereka sedang merencanakan, kegiatan bersih-bersih makam, yang akan mereka lakukan lusa. Namun, sebenarnya mereka sedang merencanakan pergerakan rahasia. Mereka membahas, tentang tirani yang selama ini terjadi, di desa mereka. Dan menurut mereka, hal ini bisa diatasi dengan pergantian ketua RT. Sosok pemimpin, yang kerap menjadi pintu, dari terjadinya praktik KKN, di desa mereka. Praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme.


Arif:

Teman-teman sekalian. Sebagaimana yang sudah sampai kepada teman-teman semua, malam ini kita akan membahas soal tirani, yang terjadi di desa kita. Salah satu tokoh penting, yang membuat semua ini terjadi, adalah ketua RT di desa kita ini.


Cameo 1 laki-laki [anggota kelompok pemuda]:

Iya! Benar! Mana ada ketua RT yang menjabat sampai delapan tahun! Ketua RT yang sebelum-sebelumnya pun sama! Mereka semua adalah tangan kanan para tiran, yang ada di atas-atasnya! Para pemelihara Korupsi Kolusi dan Nepotisme!


[Ting ting ting… suara mengaduk minuman dalam cangkir]


Cameo 2 perempuan [ibu Arif]:

Nak, kemari!


Arif:

Ya, Bu. Emh, sebentar teman-teman. Saya dipanggil ibuku.

(Gimik suara jauh) Iya Bu. Baik Bu. Iya, Arif akan berhati-hati.

(Gimik mendeham) Ehem…

Teman-teman, sepertinya kita harus menurunkan sedikit lagi suara kita. Jangan sampai, pembicaraan kita malam ini, justru membahayakan kita.


Kinan:

Baik. Jadi, soal ketua RT tadi bagaimana Arif?


Arif:

Ya, balik lagi ke pembicaraan kita yang tadi. Menurutku, kalau kita masih membiarkan pemilu itu terjadi seperti sebelum-sebelumnya, maka nasib kita tidak akan berubah. Justru bisa lebih buruk lagi. Kalau ada ide dari teman-teman, tentang aksi apa yang akan kita lakukan nanti, aku persilakan.


Ahmed:

Tentu kita gagalkan saja, pemilu ketua RT, yang akan berlangsung, tiga minggu lagi itu.


Ana:

Lalu setelah digagalkan mau bagaimana? Kira-kira nanti apakah ada, orang kita yang berani mencalonkan diri, atau minimal berani diusung oleh warga kita? Bagaimana kalau tidak ada? Kamu jangan sembarangan main pangkas seperti itu Met!


Arif:

Ya, saya setuju dengan Ana. Kalau pemilu itu yang menjadi sorotan kita nanti, menurutku kita perlu melaporkan kecurangan-kecurangan pemilu, yang sudah sistematis, dari tahun ke tahun ini.


Ahmed:

Melaporkannya kemana? Kelurahan? Haha (Gimik menyepelekan)


Arif:

Ya, kemana lagi? Yang membawahi RT langsung kan pemerintah kelurahan.


Ahmed:

Yakin? Haha…. (Gimik menyepelekan)

Apa kamu belum sadar Arif, justru orang-orang kelurahan itulah yang lebih jahat! Ketua RT cuma boneka! Apa kamu tidak tahu bahwa uang yang diturunkan oleh pusat dan daerah itu dipegang oleh siapa? Mereka! Orang-orang kelurahan! Kita mau melaporkan pemilu ketua RT ke kelurahan, untuk memutus tiran di desa kita? Apa bukan nyemplung ke penangkaran buaya itu namanya? Lari dari kejaran ular, malah datang ke mulut buaya! Gila kamu Rif!


Arif:

Lihat selengkapnya