Para Pengobar Perubahan

Bulan Separuh
Chapter #5

Adegan 4 (kerusuhan di kantor kelurahan)

Narator:

Hari pun berganti. Seminggu menjelang pemilihan umum ketua RT, Arif, Kinan dan Ahmed mendatangi kantor kelurahan. Mereka menyampaikan keluhan-keluhan mereka, dengan membawa bukti-bukti, yang akan memberatkan proses pemilu itu.


Kinan:

Bagaimana sih Ibu ini? Kami dari tadi sudah melapor! Katanya kami disuruh menunggu, lalu tiba-tiba berkas kami dikembalikan, kami diminta melengkapi persyaratan. Tapi, setelah kami lengkapi, kami dilempar lagi untuk menemui petugas yang lain. Lalu setelah ditemui, kami dilempar lagi ke petugas yang lain. Ini sebenarnya mekanisme yang benar bagaimana sih Bu!


Arif:

Sampai jam segini kenapa Bu Lurah belum juga datang? Ini sudah jam sepuluh! Saya dengar tadi Bu Lurah tidak ada agenda, tapi ada petugas lain yang tiba-tiba bilang, Bu Lurah ada agenda di tempat lain. Mana yang benar?


Ahmed:

Alah! Kita ini mau dikibulin! Yang namanya pegawai itu, jam delapan harus sudah absen di mesin itu! Kalaupun ada pegawai yang melakukan dinas luar, tetaplah harus absen dulu! Disangkanya kita bego apa? Lalu soal lempar-lemparan tanggung jawab, di loket pengaduan, itu bisa-bisanya kalian saja kan? Kalian kira bisa membodohi kami?


Kinan:

Bu, Pak… Daripada kalian kami viralkan, lebih baik cepat hubungi Bu Lurah! Minta beliau datang secepatnya!


Ahmed:

Nah, lihatlah! Sekarang kalian jadi sibuk begitu. Kalian takut kami viralkan ya? Hahaha…


Arif:

Baiklah, kami akan tunggu Bu Lurah. Ibu dan Bapak lihat teman-teman kami di luar sana kan? Jangan sampai Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak di sini merubah suasana damai ini.


Ahmed:

Nah, tuh… Lihat muka-muka mereka, langsung panik! Hahaha…


Narator:

Setelah menunggu agak lama, akhirnya seorang wanita yang menjabat sebagai lurah itu pun datang. Bu Rukmini, begitu beliau biasa dipanggil. Rukmini pun menerima Arif, Ahmed dan Kinan di ruangannya.


Rukmini:

Iya, laporan adik-adik ini akan segera kami tindaklanjuti. Saya harap adik-adik bersabar, karena urusan pemilihan ketua RT itu, ada anggarannya, dan menjadi tanggung jawab banyak pihak, tidak hanya saya.


Ahmed:

Kami sudah bersabar sekian tahun Bu. Bahkan saat sejak sebelum ibu menjabat sebagai lurah. Hidup kami menjadi taruhannya. Kami tidak bisa menunggu lagi.


Kinan:

Kalau laporan kami tidak segera Ibu tindaklanjuti, kami masih memegang laporan yang sama, untuk kemudian kami berikan ke Pak Camat.


Rukmini:

Lihat selengkapnya