Paradoks Waktu: Timeline

Marion D'rossi
Chapter #19

Selamat Tinggal Tahun 2050

“Andi. Dengar!” Wijaya menatapku dengan sorot serius. Dahinya mengerut dan tangannya bersedekap. “Hari ini adalah hari terakhirmu ada di tahun ini.”

“Tidak bisakah saya tinggal sedikit lebih lama lagi?”

“Tidak bisa. Kamu sudah melakukan apa yang seharusnya kamu lakukan. Kamu sudah berhasil menguasai kekuatanmu. Lagi pula, kamu juga sudah mengetahui segala yang ingin kamu ketahui, bukan?”

“Baiklah. Tapi, saya bisa kembali ke sini lagi kapan pun saya mau. Bukan begitu?”

“Maaf. Karena ini pengalaman pertamamu menjelajahi waktu ke masa depan, maka ketika kamu kembali ke tahun asalmu nanti, kamu akan melupakan semua tentang dunia ini. Termasuk semua yang pernah kamu lakukan di sini. Dan yang harus kamu ketahui, kamu akan melupakan gadis itu.”

Aku menunduk tanpa ekspresi mendengar pernyataan Wijaya yang merupakan kejutan buruk bagiku. Meski demikian, sebelumnya aku sudah pernah memikirkan hal tersebut. Seperti yang aku alami dari awal saat terlempar ke tahun ini, aku datang tanpa ingatan. Atau katakan saja ingatan yang samar-samar, tak jelas bentuknya. Maka, tak heran jika kembali ke masa lalu aku bisa melupakan semua kenangan di masa depan ini. Mimpi buruk yang begitu menyedihkan.

“Tapi, masih ada sesuatu yang perlu saya ketahui—“

“Tidak, Andi. Yang membawa kamu ke masa depan ini adalah sebuah tujuan. Dan tujuan itu untuk menguasai kekuatanmu. Sudah saya katakan sebelumnya, jika kamu tidak bisa menguasai kekuatan itu dalam kurun waktu yang telah ditentukan, maka ketika kembali nanti kamu bisa lenyap dan menyatu dengan partikel-partikel waktu karena tidak ada yang melindungi tubuhmu dalam perjalanan melalui dimensi,” jelas Wijaya.

“Apakah ini juga termasuk aturan gerbang waktu yang pernah Anda katakan sebelumnya?”

“Benar. Selain itu, masih ada peraturan-peraturan lain yang harus kamu ketahui.”

“Apa itu?”

“Pertama, kamu tentu sudah tahu bahwa kamu tidak bisa mengubah takdir. Kedua, kamu tidak bisa bepergian ke waktu-waktu tertentu sebab jika kamu melakukannya, kamu tidak akan bisa kembali lagi. Ketiga, kamu tidak boleh membawa seseorang dari masa depan atau masa lalu menuju waktu asalmu. Hal itu sangat dilarang. Jika kamu bersikeras melakukannya, maka alam akan menghukum kamu dengan sesuatu yang sangat menyakitkan. Bahkan hukuman yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya.” Wijaya beranjak bangkit. “Selesaikanlah apa yang belum kamu selesaikan! Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari.”

Hal ini tentu sangat berat untukku. Setelah aku terlanjur merasa nyaman berada di tahun ini bersama orang-orang yang peduli, aku ternyata harus kembali ke tahun asalku. Wajar, sebab sebelumnya aku sudah pernah menduga bahwa hari ketika aku akan meninggalkan gadis cantik itu akan tiba. Dan sekaranglah waktunya.

Wijaya seperti tahu apa yang harus aku lakukan. Tentu saja, kembali kukatakan bahwa dia adalah diriku sendiri. Namun, jelas sekali dia seolah memberikan kode agar aku menuntaskan urusanku sebelum aku benar-benar menyesal.

Aku masih menanti Andini untuk datang berkunjung ke rumah Wijaya. Aku tidak tahu kapan pastinya akan menghilang dari dunia ini. Namun, jam dinding sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi. Tentu saja aku begitu resah. Wijaya sudah mengatakan waktuku hanya beberapa jam lagi.

Lihat selengkapnya