Paradox

Thaliba Faliq
Chapter #31

William

Sabtu, 10 Mei 2206. Pukul 21:30.

William bertemu Tobias di tanah bebatuan lapang. Helikopter dengan senyap tebang dalam kegelapan malam. Dari ketinggian, William baru bisa melihat kamuflase helikopter lain di dalam semak sekitar bebatuan yang tak disadarinya tadi. Itu pasti kendaraan yang digunakan Wei Johan dan pelayannya. William bisa memprediksi kalau mereka datang saat timnya sibuk dengan Akinwole pada penjelasan prosesi adat. Itu adalah satu-satunya waktu dimana timnya terpisah secara janggal dengan Tuan Damian yang sama sekali tak menyempatkan diri menemani sesi sore.

William dan Tobias juga merasakan desingan alat interferensi komunikasi. Mereka bahkan belum sempat menghubungi markas. Itu buruk. William juga baru sadar kalau dia terkena jarum beracun setelah 5 menit mengudara. Adrenalin tubuhnya pasti tak mengijinkannya merasakan sakit di kaki kanannya tadi. Kasar dia menyingkirkan jarum itu, menyisakan robek di kakinya.

Dengan kondisi tubuhnya yang berubah drastis, William segera mengerti dia tak akan bertahan. Efektif dia menjelaskan situasinya cepat kepada Tobias. Dia menjelaskan rencana, rencana yang melibatkan Rhea, rencana yang tak ingin dilakukannya kecuali benar-benar terdesak. Tobias sebenarnya sudah tahu inti rencana ini karena Theo sempat mejelaskannya saat perjalanan ke Paria kemarin. William dan Tobias memang bisa mengerti bagaimana Rhea bisa membantu mengatasi urusan nanochip, tapi tidak dengan bagaimana Rhea bisa membantu menemukan Theo jika peralatan komunikasi mereka diputus. Theo berhasil memprediksi kemungkinan terburuk ini setelah mengetahui ada dana penelitian Vento Corp yang mengalir ke bidang teknologi telekomunikasi.

Setelah 20 menit mengudara Tobias menyadari ada yang tidak beres dengan helikopternya, padahal sebelumnya baik-baik saja saat perjalanan menjemput William. Tobias mengaktifkan autopilot sejenak dan dengan sigap mengecek bagian mesin.

“Ada apa?” Dengan wajah menahan kesakitan William bertanya.

“Buruk.” Tobias mengusap wajahnya tegang, kembali mengaktifkan fungsi manual. “Ada bagian yang dirusak dengan potongan sangat rapi.” William bergidik mendengarnya, apa lagi yang harus mereka hadapi? Dan lagi kondisinya sedang sangat tidak memungkinkan sekarang. Berurusan dengan racun ini saja sudah merepotkan, apalagi ditambah dengan kerusakan mesin. Mereka masih harus bertahan paling tidak 35 menit untuk sampai ke markas ibukota Rigel. Tobias sama sekali tak menyangka karena penyamaran mereka sempurna. Salah satu staff di pos perbatasan pasti bekerja sama dengan Tuan Damian. Entah kapan menunggu Tobias lengah dan merusak bagian helikopter dengan sangat rapi.

Susah payah William bertahan, racun terus menjalar meskipun dia sudah mengikat bagian sumbernya berasal. Entah bagaimana mereka akan bisa bertahan mengudara sampai William tak bisa menahan lagi sakit di tubuhnya.

Lihat selengkapnya