Paradox

Thaliba Faliq
Chapter #38

Semesta Kami

“Bumi.”

“…adalah planet pertama yang dihuni umat manusia. Tidak banyak sejarah yang diwariskan tentang planet pertama ini oleh nenek moyang kita. Yang pasti, manusia berhasil hidup jutaan tahun di sana sampai sumber daya alam dan iklim tak lagi bisa mendukung kehidupan manusia. Kepindahan umat manusia secara besar-besaran pertama kali dilakukan dari sana.”

Aku berusaha fokus pada penjelasan guru sejarah junior school kami. Sesekali aku melirik Rhea di meja paling belakang yang malah asyik mengotak-atik proyek nano-satelitnya.

“Tsuraya.”

“Planet kedua yang namanya diambil karena planetnya terasa dekat dengan bintang-bintang. Sayangnya planet ini dianggap sebagai kegagalan karena hanya bertahan 6 generasi. Bahkan beberapa orang yang merasakan kepindahan dari Bumi ikut merasakan lagi kepindahan planet. Kegagalan ini dikarenakan egoisme nenek moyang kita yang mengadakan perang nuklir secara besar-besaran."

“Shamol.”

“Planet yang kita tinggali saat ini. Nama yang berarti angin, mengacu pada kondisi iklim planet ini. Karena itulah, planet Shamol menggantungkan hidupnya pada sumber energi angin. Manusia berhasil menghuni planet ini selama lebih dari 20 abad sekarang. Pemerintah dunia berusaha tetap mengendalikan keseimbangan alam dan sosial agar umat manusia tetap bisa bertahan di planet ini.”

Lihat selengkapnya