Seharusnya pagi ini berjalan dengan tenang dan damai seperti biasanya. Sebelum motor bebek Neta tanpa sengaja menyerempet body samping motor sport lain di dekatnya. "Sial, mimpi apa gue semalem, pagi-pagi gini undah apes aja." Gerutunya.
Seorang cowok yang masih nangkring di atas motor sportnya segera membuka helmnya. "Kalo belum bisa parkir, jangan bawa motor!"
Neta tersenyum kecut ketika mengetahui sang pemilik motor adalah Ananda Gara. Cowok paling nggak ramah satu sekolahan menurut Neta.
"Maaf tadi gue kurang fokus. Tapi Lo nggak kenapa-napa kan?" Kata Neta dengan nada khawatir.
"Gue emang nggak kenapa-napa, tapi body motor gue jadi baret. Gue nggak mau tau, pokoknya Lo harus ganti rugi. Titik."
Ya... ampun, udah gue duga. Pasti nih cowok bakalan resek. Batin Neta.
Jangankan duwit buat ganti rugi, motor yang Neta bawa aja hasil meminjam pamannya karena takut telat datang ke sekolah. "Sorry gue nggak ada duwit buat ganti rugi." Jawab Neta jujur.
"Keliatan sih dari tampang Lo. Lo kan kismin plus cupu."
Deg
Itu lidah apa pisau sih, tajem bener. Gumam Neta dalam hati.
Meski begitu Neta memilih untuk diam dan cari aman. Daripada di kelas nanti di bully habis-habisan sama Gara and the geng.
"Gue ada ide, biar Lo bisa tetap ganti rugi." Ucap Gara sambil menyeringai jahil. Ia menyipitkan matanya seolah sedang memikirkan ide yang sangat jahat buat ngerjain Neta. Tingkahnya layaknya pemeran antagonis di sinetron-sinetron yang ada tv.
Neta pun bisa mencium bau-bau tidak enak dari gelagat yang di perlihatkan Gara.
Nih squedward mau ngomong apa sih sebenernya? Batin Neta penasaran.
"Ide apa?" Tanya Neta kemudian sedikit khawatir.
"Kerjain semua tugas sekolah gue selama seminggu ini."
"Hah...." Neta langsung melongo. Matanya mengerjap berkali-kali. Neta sudah bisa memastikan satu minggu ini pasti tidak akan mudah baginya. Gara pasti akan mengerjainya seperti biasanya. Dan mungkin lebih parah lagi.
"Tapi...."
"Kenapa? Lo mau protes?" Potong Gara cepat, matanya pun menatap Neta dengan sorot mata tajam. Membuat Neta sedikit ngeri.
Neta pun segera menggeleng kuat-kuat. "Oke deh." Jawab Neta pasrah seperti biasanya, wajahnya terlihat lemas seketika, sebenarnya ia enggan tapi ia tak punya pilihan lain. Ia tak mau urusannya bertambah panjang dan harus mendengarkan mulut pedas Gara lebih lama lagi. Sepertinya diam dan menurut jauh lebih baik. Begitu pikirnya.
Ananda Gara, atau biasa di panggil Gara. Adalah salah satu the most wanted sekolah SMA SATYA. Salah satu cowok paling di incer cewek-cewek satu sekolahan. Jelas, dia ganteng, cool, jago main alat musik. Tapi Bagi Neta, Gara cuma cowok bandel yang nggak pinter-pinter amat. Perpaduan antara squedward dan Petrik, mukanya jutek tapi otaknya lelet. Dan yang lebih parahnya lagi mulutnya tajam ngalahin silet.
Gara berusaha melepas jaket yang di kenakannya dan tanpa sengaja kalung yang biasa tersembunyi di balik bajunya ikut tertarik keluar karena tersangkut jari tangannya.
Neta yang masih berdiri di depan Gara, tatapannya langsung jatuh pada kalung tersebut. "Itu kalung Lo? Beli dimana?" Neta merasa kalung itu mirip dengan kalung miliknya yang ia beli di bazar saat kelas X. Bentuk leontinnya mirip, bulat dan ada inisial nama di belakangnya. Tapi mungikn saja kebetulan. Pikir Neta.
Gara pun langsung buru-buru menyembunyikan kalungnya kembali ke balik baju. "Apa hak Lo nanya-nanya gitu." Sahutnya ketus. Wajahnya udah mirip anak cewek yang lag PMS.
"Nggak, bukan gitu, dulu gue pernah punya kalung kayak gitu. Dan gue pingin beli lagi."
"Aduuuh... Lo kenapa sih berisik banget, kuping gue jadi sakit nih dengernya." Gara seolah mengelak, ia tak ingin di tanya lebih lanjut soal kalung tersebut.
Gara kesal dan melemparkan tas serta jaketnya ke arah Neta.