PARAICON

Agus Sutisna
Chapter #1

Part One - Rumor (1)

Sering terdengar rumor mengenai hantu yang berlari di lorong asrama. Suara langkah kaki bergema meneror setiap malam. Tidak ada satupun penghuni kamar yang berani keluar untuk memeriksa, salah-salah hantu itu akan mencekik dan menyeret sepanjang koridor. Maka sial bagi Kuntara, yang malam itu tengah kehilangan rasa kantuk. Ia berguling-guling di atas kasur, sambil sesekali menatap jendela, berharap matahari muncul dengan segera.

“Matikan lampunya Kun, aku tidak bisa tidur!” teman sekamar Kuntara yang usianya terpaut tiga tahun, terbangun gegara kamar terang benderang. “Dan jangan terlalu cemas di hari ospek. Tidak akan ada perpeloncoan sekarang. Jadi cepat tidur dan jangan berisik!”

Kuntara meremas-remas wajah, berharap kantuknya datang. Terpaksa ia matikan lampu kamar dan menggunakan sinar gawai untuk menolong matanya. Kuntara sangat takut akan gelap. Takut jika sesuatu datang ketika ia lengah dan menguap.

Berguling-guling di kasur tidak membuatnya mendengkur. Seperti kerikil di dalam bantal yang membuatnya kesal. Ia terpaksa mendorong celah jendela. Berharap udara malam bisa memberi sedikit sayu pada kelopak matanya. Tapi tetap saja tidak berhasil. Ia berguling-guling lagi dan melihat teman satu kamarnya tidur terlentang disertai dengkuran yang semakin kencang.

Kuntara makin gelisah. Ia mendekap bantal dan menyumpal lubang telinga. Tiba-tiba dalam keheningan, terdengar samar getar lonceng mengguncang udara. Ia melebarkan telinga untuk memastikan jika tidak salah mendengar. Tapi suara lonceng makin keras dan kini terdengar suara derap kaki orang berlari.

“Ada apa lagi ini?” Kuntara menendang udara dan melompat dari kasur dengan kelopak mata setengah terbuka. Tapi, begitu ia putar gagang pintu, suasana yang ramai itu tiba-tiba terinjak sepi. Tidak ada siapa-siapa di luar. Tidak ada kakak tingkat yang berkeliaran. Tidak ada pula kamar yang terang benderang.

Lihat selengkapnya