PARAICON

Agus Sutisna
Chapter #3

Part One - Rumor (3)

Sang Penjaga melebarkan sayapnya yang begitu indah dan kokoh untuk memberi ruang bagi tahanan untuk melihat satu persatu kenampakan alam. “Tahanan 23090111 kamu sudah bisa membuka matamu sekarang!”

           “Wahai Sang penjaga, kenapa kalian membawa kami?”

           “Kalian telah terklaim berdosa, sehingga harus diasingkan dari surga!” Terlihat wajah bingung dari kedua tahanan. “Kesalahan dari nenek moyang kalian terdahulu. Kalian pun harus menanggungnya sekarang!”

“Ini tidak adil. Bagaimana mungkin? Kami tidak ada ursuan dengan nenek moyang kami. Kami adalah manusia bebas. Bukan lahir dari perbudakan!” Para tahanan menolak diasingkan. Mereka berontak hingga Sang Penjaga mengirimkan udara dingin untuk menusuk dan menutup mulut keduanya. Pakaian mereka pun tanggal seketika. Para Tahanan ketakutan dan berhenti memberontak.

Di tempat asal mereka jauh beratus-ratus juta cahaya. Bumi hanya satu dari sekian miliyar bola apung yang berserakan di ruang hampa. Bumi juga merupakan penjara pengasingan yang paling mematikan. Tidak ada satu pun tahanan yang bisa keluar hidup-hidup.

           “Kalian harus tahu Tahanan 23090111 dan 22080112, kami tidak benar-benar mengusir kalian ke bumi. Kami hanya menguji ras unggul kalian dibanding ras yang datang sebelum kalian. Sekarang saatnya kalian buktikan itu semua di tempat pengasingan. Belajarlah dari kesalahan tahanan yang telah lebih dahulu turun ke bumi. Bertahanlah sekuat yang kalian bisa. Dan temukan kunci penawarnya!”

           “Kami akan cepat menemukannya!”

“Itu tergantung seberapa cepat kalian bertahan hidup. Jika pun tidak berhasil tepat waktu. Tahanan lain yang akan meneruskan misi abadi ini. Maka pesanku, hiduplah yang lama dan ceritakan secara jelas siapa kalian dan apa tujuan kalian sebenarnya. Jangan terlalu terlena dengan penjara ini. Sekarang waktunya pemisahan selongsong tubuh kalian dengan yang baru.” belum selesai proses pemisahan selosong tubuh lama dengan tubuh baru, sebuah pejal api menerjang pertahanan mereka. Dan drum genderang perang dibunyikan.

Makhluk-makhluk mengerikan yang bernama Paraicon secepat kilat melesat bak anak panah, menembus dinding pertahanan Sang Penjaga dan merusak jalur pemindahan tahanan. Dengan tubuh luka bakar dan dendam kesumat yang terkungkung dalam dada dalam-dalam, Paraicon beringas, terbakar hebat, keluar dari persembunyian mereka yang sarat. Mereka menghunus pedang, memukul gada dan membakar sayap-sayap Sang penjaga.

Musik makin keras, penonton antusias.

Lihat selengkapnya