Blurb
"Sejauh apapun berlari, kita tidak bisa menghindari takdir. Pertemuan yang tidak pernah terpikir sebelumnya, bisa saja detik itu kita hadapi. Apa yang bisa dilakukan selain menjalani dan menerima? Hendak kabur? Tembok yang besar, tinggi, menjulang telah di depan pengelihatan."
~
"Bertemunya kami waktu dulu. Dengan siapapun kami nanti. Sebagai apapun kami di masa depan. Kami tidak akan pernah tahu. Selebihnya, biar takdir yang mendewasakan kami. Maaf, sejak awal bertemu hingga sekarang "mungkin" sudah berkali-kali membuat kecewa." - Rubi Tianjani.
~
"Bukannya tak ada yang merasa. Hanya saja ini belum saatnya. Memang betul jika setiap orang dalam menunjukkan rasa sayangnya itu berbeda. Sayang tak selamanya harus dan wajib dideklarasikan. Sayang tak harus berkomunikasi setiap hari. Semua itu cukup bisa dirasa. Dan, hanya yang bersangkutanlah yang merasakannya. Dan, kenangan yang pernah dibingkai itu sudah pasti ada." - Raga Satria Wardana.
*