PARAPET

Tika Lestari
Chapter #35

Pergi dan Kapan Kembali?

Setelah seharian rekreasi, kami semua akhirnya kecapekan di basecamp. Capek itu sudah dipastikan karena hingga larut baru balik basecamp. Salah anak-anak juga karena sibuk menikmati area wisata tanpa mengenal waktu.

Bagiku, liburan hari ini begitu istimewa. Liburan yang teristimewa diusiaku yang baru 20 tahun. Kejutan selanjutnya juga tak bisa aku tebak.

Kedekatan antara aku dan Satria bisa dikatakan ada kemajuan. Meskipun sedikit. Tapi aku bisa merasakan bagaimana sosok dia yang sebelumnya tidak aku ketahui.

Satria pernah bilang ke aku, bahwasannya dia minder mendekati aku. Aku tidak pernah paham alasan konkret apa sebab dia menjadi minder. Pasalnya kalau cinta atau suka kenapa ndak bilang padaku. Minder hanya sebuah alasan.

Dia tidak pernah tau bahwa aku menantikan ucapan cinta yang terlontar dari lisannya.

Aku perempuan yang memang dikodratkan untuk menunggu. Biarpun emansipasi sudah diberlakukan sejak zaman Kartini, tapi pengecualian untuk masalah perasaan.

Aku tetaplah diwajibkan menunggu, menanti dan menjawab. Sebab yang mengutarakan seharusnya hanya pria.

Meskipun Fitri sering bilang kalau tidak masalah perempuan itu yang mengutarakan duluan. Tapi bagiku itu bisa mencoreng harga diriku sebagai perempuan.

"Kalau Dilan bilang, cinta itu jangan ditahan-tahan," ucap Fitri yang saat itu menasehatiku.

"Biarlah itu urusan Dilan, soalnya bukan Milea yang bilang," aku menjawab tak mau kalah.

"Ya siapa tau dia juga menunggu kamu Bi."

"Aku perempuan Fit."

"Emang siapa bilang kamu kloningan Lucinta Luna? Semua tau sih kalau kamu perempuan," ucapnya tanpa beban.

Aku melengos mendengar ucapan Fitri. Pasalnya dia selalu seperti itu kalau aku mintai pendapat. Mau curhat sama Rinai malah buntu. Curhat sama orang yang lagi jatuh cinta itu sia-sia. Sebab dipikiran dia hanya ada dia dan pasangannya.

Ya, Rinai sama Yudit bisa dikatakan pasangan baru di KKN ini.

"Kamu ngerasa nggak sih Bi kalau Raga itu suka sama kamu?" Tanya Fitri melankolis.

"Ngerasa Fit, aku ngerasa dia suka sama aku," jawabku.

"Ya sudah kamu tinggal bilang saja kan enak Bi, biar sama-sama tahu isi hati, urusan di tolak ya belakangan kali, yang penting udah usaha kan?"

"Ngomong gitu itu sama Satria Fit, soalnya dia itu yang pria," aku sih tetap nggak bakal mau bilang."

Fitri menatapku dengan tatapan tajam, "yaudah deh, urusan kalian berdua itu, udah sama-sama dewasa juga, kurasa pendeklarasian itu nggak perlu lah, kalau sama-sama suka ya sudah dijalanin saja," jelas Fitri.

Dan aku hanya bisa diam, kalah dengan perasaanku sendiri. Tapi aku tetap menang dengan harga diriku ini. Bagaimanapun juga tidak sepantasnya wanita yang berucap cinta terlebih dahulu.

Jadi ingat film Dilan, sewaktu di pasar, Milea bilang "aku cinta kamu" bilangnya ke Dilan. Tapi itu maknanya berbeda karena mereka berdua sedang bercanda-canda. Beda banget lah sama ucapan yang dari hati ke hati gitu.

*

Lihat selengkapnya