Siapa yang bilang tugas sekretaris itu cuma ngetik doang?
Maka hari itu juga akan Zoya ajak duduk di sampingnya, melihat bagaimana puluhan chat dari divisi lain berseliweran di grup. Ada yang nanya soal progress proposal, ada yang nanya surat pengantar, dan ada yang tiba-tiba revisi rundown–entah ke berapa kali.
Semua serba mepet.
Dengan penuh sabar, Zoya mengetikkan jawaban standar, "Buat proposal, aku nunggu fiksasi dari acara dulu."
Dan yap.
Mereka pasti bakal jawab apa?
"Kan bisa nyicil dulu, Zoy."
Zoya cuma bisa ngebatin dalam hati. Lebih memilih mengirim stiker tersenyum daripada terus membela diri. Laptop di depannya menampilkan dokumen proposal setebal 20 halaman yang masih harus dicek ulang satu per satu.
Padahal ini bukan revisi pertama. Sejak minggu lalu, proposal ini sudah melalui setidaknya empat versi berbeda.
Kalau anak divisi lain tinggal bilang, "Ganti aja di bagian ini."
Zoya yang harus utak-atik format, merapikan daftar anggaran, dan mencocokkan isi proposal dengan rundown yang bolak-balik diubah oleh tim acara. Dan RAB yang terus berubah.
Ditambah udara sore masih cukup panas, meskipun matahari sudah bergeser ke barat. Taman belajar di sudut gedung fakultas masih dipenuhi mahasiswa yang sibuk dengan laptop atau buku catatan mereka. Ada yang belajar sendiri, ada yang duduk bergerombol sambil berdiskusi, dan ada juga yang hanya sekadar leyeh-leyeh menikmati angin yang bertiup pelan.
Zoya memilih bangku kayu di bawah pohon trembesi yang masih cukup rindang. Anginnya lumayan adem, meskipun tidak cukup untuk mendinginkan kepalanya yang sudah terlalu penuh dengan revisi proposal. Dia merenggangkan jari-jarinya yang mulai pegal.
Jadi, sekarang, sambil mengetik bagian terakhir di proposal kegiatan, Zoya mengeluh pada Griselda yang asyik makan cokelat di depannya.
"Gue depanan sama laptop tiap di sekre, chat sama anak acara, sampe lupa tugas sendiri dikira lagi mau bikin acara camping anak TK apa gimana, deh?"
Griselda menatapnya dengan ekspresi malas.
"Posisi sekretaris itu, posisi paling nggak dianggap kerja. Terima aja."
Zoya mendengus, tapi nggak membantah. Mereka sekarang sedang menyiapkan Pameran Robotic Kampus pertama yang melibatkan banyak sponsor dan harus dikemas dengan rapi. UKM Coding Talks sebagai perencana utama harus memastikan semuanya perfect.
Setelah berjam-jam mengetik, mengecek ulang, dan mencocokkan semua data dengan rundown terbaru, akhirnya Zoya menghela napas lega. Satu tugas selesai. Dia segera mengirimkan file final proposal ke grup panitia untuk dicek ulang oleh tim acara dan HUMAS lebih dulu.
Tak lama kemudian, chat baru masuk.
Grup Umum Pameran Robotic CD
Bang Yuda [Acara]: Amann.
Kak Matcha [Humas]: Oke, udah sip. Tinggal diprint ya, Zoy.
Zoya mengernyit. Secepat ini? Biasanya mereka masih akan kasih revisi kecil yang bikin Zoya harus bolak-balik edit.