Bulan pertama di TC13.
13 Maret 2018, hari pertama kami memasuki kelas TC. Gugup bukan main kulihat sang tutor yang membuka kelas dan memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris yang, menurutku, lebih lancar daripada bahasa Indonesiaku sendiri. Tak satupun yang kutangkap dan sialnya, kulihat teman-temanku justru mengangguk-angguk menghayati. Entah paham atau sok paham, di mataku saat itu mereka semua terlihat sangat keren, bersinar dan menyilaukan. Aku merasa tersesat tapi kuberanikan diri untuk ikut mengangguk-angguk. Paham belakangan, yang penting keren.
Ada satu tutor yang memang cukup menengangkanku pada awal bulan ini. Aku yang fakir vocabulary ini disuruh bicara sendirian menghadap tembok setiap memulai kelas.
Kawan, pada bulan pertama, aku belum punya metode khusus. I was just terribly excited. Yang kupunya pada bulan ini hanyalah rasa ketertarikan luar biasa hingga titik di mana aku melupakan media sosial dan fokus pada belajar. Di kamar, di halaman, di warung, di jemuran, di mana-mana. Tapi biarpun sibuk, tak ingin aku abaikan teman asramaku. Bagaimanapun, mereka adalah korban dan sasaran sempurna untuk menjadi para pendengar latihan speakingku, dan handal dalam mencari kesalahan, untuk kemudian dikoreksi.