#PARE(tidak)JAHAT

Ilma Wahid
Chapter #10

Sainsnya Bahasa

Berkenalan dengan pelajaran grammar. Baru aku mengerti kenapa Mr. Gaza sangat ingin tahu segala hal tentang pelajarnya. Bukan apa-apa, grammar adalah jawabannya.

Mr. Gaza mulai menulis materi grammar di papan tulis. Sedangkan kami menyalinnya. 

“Oh Tuhan, Sir!” Zen berseru.

Semua menghentikan kegiatan menulis. Tidak terkecuali dengan Mr. Gaza. 

“Ada apa?” bisik-bisik di kelas menjelma berisik.

Ketika Zen masih membulatkan mulut. Sebulat matanya yang memelototi papan tulis. Dasar dewi dramatis.

“Ah, apaan sih gak jelas banget," gerutu Dewa.

“Itu … tulisan Sir?” tunjuk Zen pada papan tulis.

Mr. Gaza mengerutkan kening. “Kenapa?”

“OMG rapi banget!” pekik Zen berlebihan.

“Tadi aku sebenarnya mau bilang gitu.” Timor ikut mengomentari.

“Iya, aku juga," tambah Hilda.

“Ah, kau mah Hil, ngikut-ngikut, yang penting heboh,” sewot Dewa. 

“Jadi keingat tulisan mantanku.” Zen tertawa bahak.

“Hu ....”

Kami menyoraki dan memandang jijik kepada Zen. Sementara Mr. Gaza masih sama, tersenyum memaklumi makhluk-makhluk unik di kelas ini, sembari melanjutkan menulis. Mencetak huruf-huruf dengan size yang sama. Konsisten di satu garis.

Sungguh terpuji tangan perfeksionis Mr. Gaza.

“Siapa yang sudah belajar grammar?” Mr. Gaza mengalihkan pembicaraan. 

Beberapa orang mengacungkan jari.

“Belajar tentang apa saja?” 

“16 tenses Sir,” jawab Timor.

“Menurutmu itu grammar?” 

“Waktu SMP guru saya bilang begitu,” jawab Timor.

“Ya, itu grammar, lebih tepatnya bagian dari grammar. Karena pelajaran grammar sendiri sangat luas dan kalian harus paham dengan cepat.”

“Perasaanku, di TC ini semua dituntut serba cepat. Ada gak member TC sebelumnya masuk rumah sakit karena kelelahan?” tanya Timor.

Lihat selengkapnya