#PARE(tidak)JAHAT

Ilma Wahid
Chapter #22

Surat Galang 8

Bulan kedelapan di TC13.

Aku akhirnya bisa ikuti kelas upgrading listening & reading for TOEFL. Seperti yang kuharapkan, materi yang kulewati kemarin tidak terpaut jauh dengan yang sudah kupelajari. Namun, pada bulan ini untuk reading, materi yang dipakai sudah mulai memasuki TOEFL IBT, yang sama sekali berbeda dengan PBT yang selama ini aku pelajari. Sama sekali tak bisa kugunakan enam trik yang pernah kupelajari di kelas scoring dulu. Ia terdiri dari beberapa passage yang sangat panjang dan pertanyaan yang aneh-aneh dengan sinonim yang beragam. Ketika ditanya tentang trik, sang tutor hanya bilang: baca dan pahami passage-nya, lalu jawab. Hm, menyesal aku bertanya. Tapi setelah kupikir-pikir sambil berjalan kaki dan memandangi sampah-sampah di sungai, kawan, ternyata inilah yang sering kita lupakan. Mari bicara baik-baik tentang pemikiranku ini:

“Jika kita terlalu terfokus pada soal TOEFL dan bagaimana cara mengerjakannya, kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali sertifikat. Apalagi jika fokus ke ‘trik mengerjakan’. Apalah artinya memiliki skor listening dan reading yang tinggi kalau semua adalah hasil trik. Memahami konten di dalamnya saja tidak. Tes profisiensi TOEFL diciptakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bahasa Inggris kita. Artinya, untuk memastikan sudah siapkah kita jika harus menghadapi tantangan dunia yang mulai terbuka dengan komunikasi satu bahasa. Tes tersebut tidak hanya sebatas sebuah ‘tiket masuk’ kuliah dan kantor. Kawan, ia lebih dari itu. Ia adalah tantangan yang perlu kita sanggupi untuk memastikan apakah kita sudah kuasai sebuah bahasa dengan baik.”

Di kelas upgrading grammar for TOEFL, skorku meningkat pesat. Dari 40 soal pada setiap scoring, aku hanya mendapat salah mulai 4, 3, 2 bahkan pernah tidak sama sekali. 

Periode selanjutnya, jumlah kelas mengajarku bertambah. Kali ini, kelas yang bentrok adalah upgrading writing for IELTS task 1 di siang hari, jadilah aku tidak bisa ikut kelas. Tapi tenang, aku masih bisa menyusup kelas reguler di pagi hari. Selama materinya sama, meskipun kawan-kawannya dan rasanya berbeda, aku masih bisa berusaha untuk tidak ketinggalan. Kucari kelas dengan sabjek dan tutor yang sama namun di jam yang berbeda, dan syukurlah dapat. Dengan begitu, jika memang bulan depan aku bisa ikut upgrading lagi, pelajarannya tidak akan membingungkan, kuharap begitu.

Pada periode ini sebenarnya para pasukan GE sedang heboh mempersiapkan event besar GEF (Global English Education Fair) berupa pameran beasiswa nasional dan internasional di GE yang diadakan setahun sekali. 

Lihat selengkapnya