#PARE(tidak)JAHAT

Ilma Wahid
Chapter #25

At Home

10 April 2020.

Priode pertama kami di kelas daring. 

Pagiku merekah di langit Pulau Kecil, kecamatan Reteh, Indragiri Hilir, Riau. Sebuah perkampungan pelosok Riau yang hampir berbatasan dengan Jambi. Jangan bayangkan sebuah pulau cantik di tengah deru ombak biru. Pulau Kecil kami bukanlah sebuah pulau. Tapi nama sebuah desa yang detak kehidupannya bermula di dermaga. Sejak dahulu, kendaraan air lebih mendominasi di sini.

Pukul 07:00 aku sudah memasang wajah manis di depan layar gawaiku. Saat ini masih berlaku masa karantina mandiri selama empat belas hari. Semua orang menjauh. Sepanjang hari kuhabiskan sendirian di kamar. Berkutat dengan gawai, laptop dan buku bacaan. Peratalan makan, mandi dan semua barang-barang yang kemungkinan kusentuh dikhususkan untukku. Tidak boleh bercampur dengan yang lain. seperti penderita penyakit menjijikkan saja.

“Drrz!” sebuah pesan masuk di pesan grup WA.

Mr. Yulanda mengirim link zoom yang akan kami gunakan sebagai ruangan pertemuan. Segera kubuka link itu melalui aplikasi zoom. Senyumku merekah melihat wajah-wajah yang sangat kurindukan. Wajah Mr. Yulanda, Hilda, Zen yang sudah sembuh dan yang lain. Tapi mataku tidak menemukan dua sosok unik diantara kami. Hamdi dan Sateng. Dua temanku itu sudah memberikan kabar bahwa di kampungnya tidak ada jaringan internet sama sekali.

Hallo every one!” Suara Mr.Yulanda terdengar seperti kaset basah.

“Halo.” Suara teman-temanku lebih rusak dari kaset rusak.

“Ini pertemuan pertama kita via online ju …ga … lang … kah pertama … un … tuk …berdamai … dengan … keadaan.”

Bagus! Setidaknya lebih bagus daripada tidak sama sekali. Meski sangat jelek aku tetap bisa memahami maksud dari Mr. Yulanda. 

Sebuah notif WA masuk.

Hilmia Bandung: “Maaf Sir jaringannya hilang. Otomatis keluar sendiri dari room.”

Pesan itu dibubuhi dengan emoticon dua tangan yang saling mengatup.

“Mes … ki … keadaan … sulit, tetaplah … ber ... tahan.” Mr. Yulanda menguatkan kami diantara jaringanya yang lemah. 

Akhirnya kelas itu ditutup. Dialihkan kembali ke grup WA. Cukup dengan pesan suara atau teks. 

Mr. Yulanda: Tetap semangat guys!

Lihat selengkapnya