Memasuki bulan Juli 2020.
Tidak ada yang berubah. Masih dengan kesibukan kelas online. Kami sudah melupakan tentang wacana bulan Juni akan kembali ke Pare. Di bulan Juli ini tidak sekedar berdamai pada keadaan. Pasrah lebih tepatnya.
Pembelajaran secara daring berlangsung seperti biasanya.
Mr. Gaza: Guys hari ini kita ujian ya (mencantumkan link goole form).
Mungkin satu-satunya kelebihan kelas online adalah ujian grammar terasa lebih mudah. Aturannya sederhana, soal dengan multi jawaban di google form. Sekalipun tidak mengerti soal, sudah pasti bisa menjawab. Tidak ada lagi coretan analisis yang rumit. Sebebasnya membuka buku. Kecuali, tidak boleh bekerja sama.
Hilda Yogya: Sampai pukul 00:00 batasnya?
Mr. Gaza: Kamu mau ngapain aja sampai segitunya?
Zen Kediri: Mau ngafal soal Sir, Hilda.
Mr. Gaza: Saya batasi sapai jam 12 siang. Ada tiga jam loh.
Nafa Lombok: Sempat nyuci baju wkwkw.
Yang lain: Sempat masak.
Dewa Bangka Belitung: Sempat tidur.
Mr. Gaza: Sempat cari murid baru.
Semakin lama, obrolan semakin tidak ada hubungannya dengan materi. Tapi semakin seru saja. Kami memang memiliki dua grup dengan Mr. Gaza. Grup pertama fungsinya jelas, hanya Mr. Gaza yang berwenang mengirim teks terkait materi. Grup kedua adalah grup untuk mengirim teks apapun.
Pukul 12 siang kami semua sudah menyelesaikan tes tersebut. Tidak butuh waktu lama keluarlah lis hasil di grup materi.
Aku jadi teringat kata-kata Timor, bahwa mungkin saja metode daring cocok untukku. Setelah beberapa kali dilakukan latihan. Nilaiku, meskipun bukan teratas tapi tidak pernah lagi tertinggal. Bukan pula bergantung pada peruntungan jawaban A, B dan C. Melainkan dapat memahami dengan baik.
Sedangkan nilai teratas, belum ada yang menggeser posisi Timor. Sudah terlalu sering dia menuai pujian dari kami. Biasanya dia akan menjawab dengan sederhana.
“Terserah, aku tidak berusaha berada di posisi atas. Hanya berusaha menjawab semuanya dengan betul."
Itulah yang terjadi. Selama ini diadakan tes atau ujian, memang tidak ada yang mampu menjawab 100% benar. Tapi Timor yang selalu memimpin nilai kami. Ada saja yang salah dari jawabannya. Entah satu atau setengah soal. Misal, lupa meletakan titik pada sebuah tenses.
Tapi tidak kali ini. Posisi teratas diduduki Hilda. Disusul nilaiku dan Zen. Kemana Timor? Tidak ada namanya di daftar hadir.
Mr. Gaza: Teman-teman kita mulai latihan buat ngajar ya. Terangkan jawaban soal ini dalam bentuk video.
Hilda Yogya: Yey! … selamat kepada Zen sebagai tutor grammar.
Mr. Gaza: wee, semuanya Hilda (emoticon tuyul cemberut)
Nafa Lombok: Nanti Sir, aku request paling akhir diluncurkan ya.
Mr. Gaza: Yang request paling akhir menjadi paling pertama wkwk.
Tidak lama kemudian nama-nama kami keluar beserta pembagian soal yang harus dijawab.
Zen Kediri: Sir, nama Dewa gak ada.
Mr Gaza: Ini memang permintaan dari Dewa.
Nafa Lombok: Loh kok bisa?
Mr Gaza: Dewa belum paham. Dia mau belajar dari teman-teman.
Baru kusadari bahwa di daftar nilai itu. Nama Dewa paling akhir. Hanya betul 5 dari 20 soal.
Dewa Bangka Belitung: Guys … jangan ketawain ya. Aku lagi stres ini. Kok gak paham-paham ya?
Aku: Sabar, aku tahu perasaanmu. Aku pernah di posisi kamu (belum sempat kukirim).
Dewa Bangka Belitung: Aku baru ngerasain gimana jadi Alan. Sedih banget.
Aku: (melongo)
Aku jadi teringat kelas kami di Australia. Beberapa kali Dewa ikut serta mengajariku. Tapi karena karakternya yang bar-bar. Seringkali menyesakkan dada. Nasehat andalannya “Aduh kok dak paham-paham sih” atau “otakmu jangan ditinggal di camp, please”
Zen Kediri: Kamu kurang gizi tinggal sendirian di camp.
Sudah kurang lebih empat bulan kami di kampung masing-masing. Dan selama itu pula Dewa kokoh pada ideologinya, tidak pulang kampung.
Dewa Bangka Belitung: Iya, kamu sih gak ngajak tinggal di rumah kamu.
Zen Kediri: Kamu itu laki-laki cinta.
Dewa Bangka Belitung: Bilang aja calon suami.
Zen Kediri: Hatiku udah terpaut sama temanmu Dewa (menandai nama Timor ditambah emoticon kepala monyet yang lagi malu-malu)
Aku hanya menyimak. Hatiku teriris rindu membaca nama Timor. Sudah beberapa hari dia tidak pernah hadir di kelas.