"Hai, Runa!" Lily setengah berlari menghampiriku yang masih belum sepenuhnya lepas dari pesonanya. Senyumnya merekah ketika sampai di hadapanku.
"Ho.....ho.....ho, siapa ini, Bar?" Rico menyikutku sambil bertanya. Sikutan yang lumayan keras, menarikku untuk kembali ke bumi.
"Ehh, Lily. Kamu datang juga," akhirnya bisa ngomong juga aku. "Rico, kenalkan, ini Lily, teman Cleo," aku mengenalkan Rico pada Lily. Mereka berdua bersalaman. Dan entah mengapa aku merasa sebal melihat Rico yang tak segera melepaskan genggamannya di tangan Lily, sampai Lily setengah menariknya.
"Iya, Deni memintaku membuat kue tart untuk Cleo," terang Lily.
"Kalian berdua kenal di mana?" Rico penasaran bertanya.
"Di pertunangan Deni dan Cleo, kau tak datang waktu itu," jawabku.
"Ahh, iya. Aku masih di tengah lautan waktu itu. Huff, sialan. Sepertinya aku keduluan kamu nih jadinya," rutuk Rico entah apa maksudnya. Ini orang kadang suka nggak jelas.
"Kuenya mana?" tanyaku. Lily menunjuk kotak kardus di meja kecil dekat tempat dia berdiri sebelumnya tadi. Aneh, kenapa tadi aku tak melihatnya ya? Perasaan tadi seisi dunia cuma ada Lily.
"Ayuuuk! Kita bersiap-siap. Sebentar lagi Deni dan Cleo sampai!" ajak Lily.
"Cuma kita bertiga nih? Nggak ada yang lain?" tanya Rico.
"Mungkin yang lain nanti pada nyusul," jawab Lily.
"Haduuuuh, sial bener aku. Bisa jadi obat nyamuk nih aku nanti di antara kalian berdua," gerutu Rico.
"Tidak akan. Tuh!" Sahutku sambil menunjuk ke arah belakangnya Rico. Rojas dengan gaya Don Juan melangkah menuju ke arah kami bersama 6 perempuan yang aku ingat adalah teman-teman Cleo yang dulu datang di acara pertunangan. Lily langsung berlari menyambut teman-temannya, Rojas meneruskan langkahnya menghampiri kami dengan wajah berhias cengiran yang memuakkan.
"Sorry, Friends. Baru nyampai. Nyamperin mereka dulu aku tadi," jelasnya tanpa ditanya.