Rico, menatapku dengan pandangan aneh, saat aku tiba di rumahnya untuk mengembalikan motor.
"Kok sudah balik?" tanyanya heran.
"Ya balik lah, yang kuantar sudah sampai di rumahnya juga dengan selamat," jawabku.
"Terus kamu langsung balik gitu? Nggak turun dulu, mampir ngobrol, minum kopi, dan lain-lain, dan seterusnya......"
Aku menggeleng.
"Kamu ini kayak Ojol saja, nganterin sampai rumah terus balik. Benar-benar tak bisa memanfaatkan kesempatan untuk bersenang-senang yang sudah ada di depan mata," ucap Rico sambil menggelengkan kepalanya. Aku cuma nyengir.
"Santai, ini belum saatnya. Nih kontak motormu, makasih ya." Rico menerima kontak motornya yang kusodorkan padanya.
"Mau langsung pulang?"
"Iya, kapalku berangkat subuh besok."
"Aku libur 2 hari, kapalku Dry Dock tadi, ada kerusakan yang harus diperbaiki. Ehh, kamu balik pakai ojol? Aku antar saja."
"Tak usah. Kasihan kamu bolak-balik melulu. Aku sudah order ojek juga. Nikmati saja istirahatmu," tolakku.
Rico menemaniku di teras rumahnya hingga ojek yang kupesan datang. Aku kembali ke pelabuhan. Inginku sekarang cuma segera tidur di kabinku. Siapa tahu bisa beneran memimpikan Lily.
###
Aku terbangun oleh dering alarm di ponselku. Berarti sudah pukul 4 pagi. Sebentar lagi kapalku berangkat. Sebagai juru masak, sebenarnya tak banyak yang harus aku persiapkan sepagi ini. Alarmku selalu kusetel di waktu itu, agar tak ketinggalan shalat subuh. Izal, yang tidur satu kabin denganku ikut terbangun. Tanpa banyak bicara keluar kabin. Paling ke toilet, menunaikan hajat rutinnya. Aku lihat lagi ponselku. Ada tanpa pesan masuk di WA, dari Lily.
"Terima kasih,ya, sudah mengantarku pulang tadi."
Aku lihat jam terkirimnya, pukul 01.44. Hmmm, apakah Lily tak bisa tidur nyenyak, hingga jam segitu inbox. Kubalas pesannya Lily.
"Tak perlu berterimakasih, sudah kewajiban." Aku pikir akan centang 2 hitam beberapa saat, ternyata sekedip mata langsung biru. Aku memutuskan untuk telepon, tak sabar aku menulis panjang-panjang di WA.
"Hai, lagi ngapain?" sapaku, terdengar garing.
"Lagi menunggu seseorang membangunkanku dan mengucapkan selamat pagi," jawab Lily di seberang.
"Jika kau berharap ucapan selamat pagi, tanya sudah makan belum, selamat bobo', dari aku, sepertinya kau akan sering kecewa," sahutku terus terang. Dari seberang terdengar tawa Lily.
"Nggak lah, aku tak selebay itu. Cukup hubungi aku saat kau sempat, agar aku tahu kau baik-baik saja," ucap Lily terdengar lembut.
"Baiklah, terima kasih karena kamu mau mengerti. Kita akan jarang bertemu, tak seperti pasangan sesama daratan, tapi aku akan berusaha sesering mungkin bisa bertemu denganmu tiap ada kesempatan," terangku.