Pasar Malam Terkutuk

Yaraa
Chapter #2

2. [Tiara Nadira]

[Tiara Nadira]

Jam pelajaran dimulai beberapa menit yang lalu kemudian gurunya tak kunjung datang adalah kenikmatan bagi para siswa-siswi di semua kelas 11-B termasuk aku. Tentu aku tidak menampik akan hal itu. Ku perhatikan keadaan di dalam kelas ada yang asyik main game, bergosip ria, ada juga yang tidur di bangku paling belakang seolah tengah berada di kamar pribadi.

"Mau dengar cerita horor nggak?" ujar Agung yang sudah menutup pintu juga gorden kelas.

Nah, ini nih yang aku tidak suka. Mendengarkan cerita horor, bisa tidak cerita tentang liburan, musik atau apa gitu. Intinya jangan cerita horor dan yang menjadi masalahnya sekarang adalah aku sedang lupa membawa headset.

Agung mulai bercerita, "jadi gue pergi ke sungai buat mancing kebetulan menjelang malem dan..."

Aku tak sanggup mendengar lagi apa yang terjadi selanjutnya hingga ku tutup rapat kedua telingaku dan mencari bangku paling belakang agar tidak jelas mendengar cerita dari Agung. Biarkan mereka yang suka sekali mendengar cerita seperti itu tapi aku sama sekali tidak tertarik.

Seseorang menepuk bahuku kemudian aku menoleh ternyata Bella, lalu ia duduk di sebelahku. Hari ini ia seperti tidak semangat, ingin bertanya, tapi masih ragu jadi aku biarkan saja dia cerita duluan dengan senang hati aku akan mendengarkan apapun yang dia ceritakan kepadaku. Aku itu anaknya curhat-able banget. Mungkin buka jasa curhat kayaknya bakal laris manis kali ya?

"Tiara gue pengen ke pasar," ungkap Bella akhirnya bercerita apa yang diinginkannya.

Pasar? aku terdiam sesaat mendengar Bella ingin pergi ke pasar bukannya dia berbelanja ke supermarket itupun asisten rumah tangganya yang berbelanja. Lalu kenapa sekarang ingin sekali pergi ke pasar tradisional?

"Beli apa?" tanyaku penasaran.

"Bukan beli tapi main wahana bianglala." Bella meluruskan kesalahpahaman ku.

Aku menarik napas pelan. Pikirku tadi Bella ingin belanja ke pasar karena stok kebutuhan di dapurnya habis tenyata pasar yang dimaksud Bella pasar malam, toh.

"Namanya pasar malam Bella bukan pasar doang," aku meralat ucapannya.

"Gue gak peduli. Mau pasar malam, siang, sore, atau subuh sekalipun tetap kan nama depannya ada pasarnya," balas Bella tak mau pusing.

Iyaa terserah orang kaya mau bilang apa!

"Cuma mau main ke bianglala doang?" tanyaku memastikan.

"Ya nggak lah, gue mau coba permainan lain," jawab Bella sangat antusias.

Lihat selengkapnya