Pasar Malam Terkutuk

Yaraa
Chapter #6

6. [Tiara Nadira]

[Tiara Nadira]


Selama diperjalanan aku terus saja memperingatkan Bella agar membatalkan niatnya datang ke pesta Agung. Lagipula aku merasakan ada hal janggal di sana tapi tetap saja Bella tak mau mendengarkan ucapan ku walau panjangnya sudah melebihi kereta api tut tut tut siapa hendak tur.... lah jadi nyanyi kan!

Bella menyuruh Pak Samsul untuk menghentikan mobilnya di depan sebuah gang perumahan cukup sempit.

"Ini beneran nggak mau saya anterin sampai tujuan, Non?" tanya pak Samsul begitu kami turun.

"Gak pak duluan aja, saya mau ke rumah teman deket sini kok," jawab Bella diangguki Pak Samsul yang terlihat khawatir. Setelah mobil Pak Samsul sudah melaju pergi Bella langsung mengeluarkan handphone berlogo apel dan ternyata Bella mengetik alamat yang Agung berikan di ponselnya.

"Bella ini bener jalannya kesini?" tanyaku cemas apalagi ini perumahan yang cukup sepi penduduk ditambah rumah yang berjauhan dipisahkan kebun-kebun yang lebat.

"Ini GPS gue nunjukin kesini kok, ayo!" ucapnya seperti tidak ada takut-takutnya sama sekali padahal kan arahan dari GPS itu suka ngawur menunjukkan jalan mending tanya aja ke orang sekitar yang lebih bisa di andalkan dan bisa di pegang kata-katanya.

Semakin jauh kami berjalan rimbunan pepohonan menyapa dan tak ada lagi rumah-rumah yang berjauhan. Aku memandang horor sekitar tempat ini sesekali melirik Bella yang sedang mengecek GPS.

"Bell, si Agung kayaknya ngerjain kita deh masa tempatnya hutan gini," keluh ku masih kesal dengan alamat palsu yang Agung berikan.

"Itu ada rumah!" Bella menunjuk sebuah rumah tak berpenghuni.

"Itu rumah kosong, balik lagi aja yuk mumpung belum jauh," aku benar-benar takut di tempat ini apalagi kalau sampai tersesat. Siapa coba yang akan menolong kami disini?

"Tanggung, menurut GPS kita harus lurus lagi terus belok kiri." Bella lagi-lagi masih percaya arahan dari GPS di ponselnya. Aku tentu saja sudah tidak sanggup lagi berjalan karena rasanya seperti tak juga menemukan tujuan.

Aku yakin ponsel Bella itu eror. Mau secanggih atau semahal apapun sebuah barang ciptaan manusia pasti ada saja kekurangannya. Berbeda dengan ciptaan Tuhan sudah sempurna walau kebanyakan merasa ada yang kurang karena mereka kurang mensyukuri nikmat yang telah diberikan.

"Bell, telepon aja dulu si pendongeng itu," saran ku karena seperti percuma mengikuti arahan GPS yang hanya menyarankan lurus terus belok kiri dan terus saja berulang seperti itu sampai besok.

Bella mengangguk setuju langsung mencari kontak Agung kemudian menelponnya. Aku menghidupkan mode loud speaker dari ponsel Bella agar mendengar jelas apa yang diucapkan Agung. Ada nada tersambung disana dan diangkat.

"Kenapa belum sampe kalian? udah mulai nih pestanya."

"Dimana sih rumah lo? share lock coba," jawab Bella sewot.

"Oke, tapi cepetan datang woy udah rame nih disini!" lalu dengan kurang ajarnya Agung mematikan teleponnya padahal siapa yang nelpon siapa yang menerima. Bella membuka lokasi yang Agung kirimkan dan arahnya sudah benar.

Lihat selengkapnya