[Tiara Nadira]
Aku menebak-nebak dalam hati tentang tangan yang masih memegang bahuku apakah tangan milik kolor ijo, Buto ijo, kacang ijo atau anaknya pak Bejo. Kok opsi terakhir terdengar lebih manusiawi ya? aku dan Bella saling tatap sejenak kemudian berbalik dan bersiap menjerit namun jeritan itu tertahan begitu saja saat melihat sang pemilik tangan.
Agung. Tangan yang memegang bahuku juga Bella adalah Agung. Oke kurang jelas AGUNG GUINTARA si pendongeng horor. Kemunculannya entah darimana padahal di samping kiri-kanan bahkan belakang kami itu aneka tumbuhan semua masa Agung loncat dari pohon namun anehnya tak terdengar suara dari loncatannya. Ia masih memakai baju seragam putih abu-abu lengkap dengan baju tak dikancingkan sehingga kaos putihnya terlihat.
"Ikutin gue!" kata Agung langsung memerintah aku dan Bella yang masih diam membisu.
"Eh lo muncul darimana?" tanyaku akhirnya.
Agung tak juga menjawab malah berjalan lurus saja dan Bella menghalangi dia berjalan sehingga Agung menghentikan langkahnya.
"Lo muncul dari mana?" tanya Bella meminta penjelasan dan masih berada di hadapan Agung sambil berkacak pinggang.
Aku ikut menatap Agung penuh selidik bisa-bisanya dia muncul secara tiba-tiba tapi kami sampai tak menyadarinya bahkan mungkin akan menjerit karena ulahnya seolah menakuti kami berdua.
"Tuh!" Agung menunjuk samping Bella dengan gerakan dagunya.
Aku dan Bella melihat arah tujukan Agung ternyata sebuah kebun juga maksudnya Agung apa sih? mau main tebak-tebakan disaat seperti ini?
"Lewat mana yang bener?" Bella kembali bertanya.
"Di samping lo," jawabnya datar.
"Itu kebun. Rumah lo sekarang di sebuah kebun?" aku berkata geregetan ingin memukul kepalanya agar otaknya agak konek.
"Gue muncul dari sana." Agung tetap saja menjawab seperti itu.
"Terus ngumpet ngerjain kita berdua gitu?" ungkap Bella baru mengerti.
Wah! benar-benar Agung yang ini sudah aneh, kemunculannya mesti dipertanyakan ditambah gaya bicaranya yang sok cool padahal kalau di kelas dia itu suka sekali nyerocos panjang lebar dan menjahili ku hingga marah tapi kali ini ...
Apakah Agung ini berbeda atau mungkin dia bukan Agung?
"Kalian mau tetap disini sampai malam?" tanyanya menatap kami berdua yang diam saja.
"Ya nggak lah," ujarku dan Bella kompak.
"Ayo ikuti gue!" ajaknya.
Ikuti kemana Bambang?
"Itu di depan lo kebun kita mau ngapain ke kebun menanam jagung atau ..." Aku menatap Agung curiga.