[Tiara Nadira]
Aku bingung harus bagaimana lagi. Semua permainan di pasar siang rasa malam ini begitu menyeramkan dari mulai martabak terbuat dari pasir bahkan yang makan malah biasa saja tanpa merasakan ada kejanggalan dalam makanannya dan cukup membuat Bella sepertinya tidak mau lagi memakan makanan di aneka stand itu tapi kalau melihat aneka permainan lalu mencobanya aku yakin dia masih ada keinginan untuk melakukannya.
Sembari mencari keberadaan Agung yang entah berada dimana. Aku bersama Bella merasa kelelahan karena terus berjalan mengecek satu persatu permainan dan jangan tanyakan luasnya. Bisa dibayangkan bukan bagaimana bentuk lapangan sepak bola? mengelilinginya saja bikin sesak apalagi berjalan kesana-kemari tanpa jeda membuat bertambah saja rasa sesaknya.
"Tiara gue gak sanggup lagi jalan, gue nyerah, ada minum nggak sih disini?" keluh Bella sambil berjongkok sebentar lalu ia seperti teringat sesuatu dan menoleh ke arahku. "Eh lupa, gak boleh makan dan minum sembarangan ya?" ucapnya dan aku hanya mengangguk sambil menunggu Bella kembali berjalan.
Aku mengedarkan pandangan mencari sebuah tempat yang bisa dijadikan untuk beristirahat sejenak dan aku melihat sebuah area tenda terbuka yang ramai orang-orang sedang beristirahat juga disana.
"Bella kita ke tenda itu yuk!" aku menunjuk sebuah tenda pada Bella.
"Aman gak?" tanyanya masih berjongkok.
"Aman, ayo!" aku membantu Bella agar berdiri dengan benar kemudian berjalan ke arah tenda bersama-sama.
Sesampainya di tenda terbuka, tertulis larangan memakai sendal atau sepatu ke dalam tapi begitu aku sedikit mengintip ke dalamnya cuma rerumputan hijau yang menghampar tapi mengapa sendal atau sepatu harus dicopot?
Tanpa berlama-lama lagi berpikir aku melepaskan sepatuku. Bella juga melakukan hal yang sama dan langsung duduk di tempat yang paling lega supaya bisa leluasa tiduran atau salto sekalipun.
Satu kata yang menggambarkan tenda ini adalah aneh selain kata aneh, di dalamnya mampu menampung banyak orang tapi dilihat dari luar tadi tenda ini hanya muat sekitar 5-10 orang saja. Kejanggalan demi kejanggalan terus saja bermunculan mungkin nanti aku bisa melihat nenek berambut ular yang pernah aku lihat waktu pertama kali datang ke sini.
"Ini gak ada AC, kipas angin, atau apa gitu yang dingin-dingin." Bella terus saja mengeluhkan panas berada di tenda ini lalu ia menyapa seseorang di depannya eh menyapa atau apa ya soalnya Bella sok kenal sok dekat.
"Hey! lo punya minuman gak tapi yang dingin?" tanyanya namun anak yang ditanyai Bella tak juga merespon kemudian menggeleng setelah itu ia kembali bersenda gurau dengan teman-temannya.
"Jutek amat neng, awas aja kalau lo datang ke rumah gue minta minuman. Gue gak akan kasih!" ancam Bella emosi.
"Bella jangan gitu!" Aku memperingatkan supaya Bella tetap bersikap baik meskipun responnya membuatnya kesal.
"Habisnya kesel gue kan nanya baik-baik minta minum lah dia malah menggeleng doang," ucap Bella tidak terima.