[Tiara Nadira]
Bella dan Agung sangat berharap aku mengeluarkan suara untuk bernyanyi tapi yang paling memohon-mohon sih Bella kalau Agung kayaknya biasa aja. Untuk saat ini aku masih dalam mode kalem meskipun Bella sedikit curiga padaku karena tak biasanya meladeni Agung yang mulutnya minta di tampol sama cabe terpedas di dunia. Kali ini saja aku harus tahan.
"Nyanyi lagu apa?" tanyaku.
"Apa aja," jawab Bella.
"Yakin? bahkan lagu dangdut pun lo nggak akan bisa?" Agung mulai meragukan ku.
"Bisa kok."
Agung menganggukkan kepalanya entah dia percaya atau masih meragukan bakat terpendam ku dari masa balita. Sedangkan Bella pasti dia lagi mikirin bagaimana jogetnya nanti. Aku tertawa kecil membayangkan jika Bella benar-benar berjoget diiringi gitar pasti sangat lucu. Aku tahu suasana ini tidak mendukung untuk tertawa ria namun tak ada salahnya bukan melupakan sejenak masalah yang ada. Ya... walau tetap masalah masih terpampang nyata di depan mata tapi hiburan harus mengiringi supaya tidak menjadi terpuruk.
"Mau latihan dulu gak nih?" tanya Agung sepertinya memang benar-benar meragukan suaraku.
"Gak usah!" aku menolak.
"Serius Ra? berarti lo siap banget dong kalau gue–" Bella jadi cemberut mungkin ingat apa yang harus dilakukan saat aku bernyanyi nanti yaitu joget.
Aku menepuk pundaknya pelan. "Aku ngerti, tapi kan itu janji kamu kalau aku mau nyanyi."
"Iya lo harus joget," timpal Agung bersemangat.
"Iya-iya suka banget sih kalian bikin gue menderita?" Bella malah lebih terlihat bete.
"Itu kan atas inisiatif diri lo kenapa nyalahin gue?" tanya Agung heran.
Bella memang ada-ada saja. Benar kata Agung, joget kan di cetuskan oleh Bella bukan aku atau Agung jadi... terima saja.
"Bener lo gak mau tes vokal dulu? siapa tahu pas nyanyi nanti malah keluar suara ayam keselek dedak," ujar Agung membuatku kesal namun ingat harus ditahan sebentar lagi.
"Suara gue aman gak perlu disamain sama ayam keselek dedak," balasku nge-gas.