[Agung Guintara]
Memetik gitar dengan nuansa rukiyah sedang gue lakukan. Sesuai petunjuk dari sebuah tiket yang gue siram air ajaib, gue petik gitar memainkan nada mengikuti iringan suara si piranha yang 'hm' doang di sepanjang liriknya dikira lagi duet bareng nisya sabyan apa. Sementara seorang cewek berubah-rubah wajah terus saja mendekat ingin melukai gue, Tiara juga Bella dengan pisau tajam ditangannya namun naas dia terus saja terpental jauh.
Gue bersorak dalam hati mungkin kejadian ini dinamakan azab suka bunuh orang denger suara gitar langsung mental. Nanti kalau sampai rumah gue bakal buat cerita tentang kejadian ini terus yang jadi pemeran utamanya Si piranha sama si Bella sedangkan gue jadi sutradaranya. Gue yakin seyakin-yakinnya film ini bakal the next film palinggg... buruk dan tak laris diburu penonton.
Si Tiara buka pintu keluar karena sebuah cahaya menuntun kita lalu dengan otomatis pintu itu tertutup juga terkunci sendiri dari dalam. Hebat! mirip cerita di film-film tapi ini versi benar-benar terjadi yang pernah gue alami.
Kita bertiga menatap pintu itu sejenak lalu bersumpah gak akan masuk lagi ke sana walau keadaan genting sekalipun kemudian kami pergi mencari jalan selanjutnya.
Sepanjang perjalanan gue baru lihat wahana permainan begitu banyak dan sepi pengunjung tapi bodo amat lah, nyoba satu permainan aja boleh kan? gak ada yang larang juga.
"Main dulu gak nih?" tanya gue menunjuk salah satu permainan terdekat.
Tanpa aba-aba Tiara dan Bella mendorong gue yang gak punya salah apapun sampai jatuh tersungkur. Gue mengaduh sakit lalu menatap kesal kedua cewek rese agar membantu berdiri.
"Bantuin gue?" Gue mengulurkan tangan agar mereka menarik gue berdiri namun malah sikap sombong yang mereka tunjukkan. Si piranha dengan gaya melipat kedua tangan sementara si Bella sok gak dengar apa yang gue omongin. budek beneran baru tahu rasa kalian!
Gue berdecak kesal, karena gue seorang cowok jadilah berdiri sendiri sambil menepuk celana dan baju gue yang kotor karena tanah lumayan basah.