[Agung Guintara]
Akhirnya pesta musik yang gue adakan berjalan sesuai dengan rencana awal dan terasa semakin meriah, saat gue panggil si Tiara buat nyanyi di atas panggung. Ternyata suaranya gak kayak di pasar malam cuma keluar 'hm' doang sepanjang lagu. Gue sangat bersyukur ketika mendengarnya dan mungkin si Tiara telah diberi hidayah oleh sang maha pencipta agar bernyanyi dengan kalimat yang baik dan tepat sekalian juga supaya nggak bikin malu diri sendiri di depan banyak orang. Setelah mengeluarkan suara emasnya si Piranha bukannya memberikan sambutan ke tamu malah nyelonong kabur menuju sahabat kesayangannya. Gue hanya geleng-geleng kepala mengamati tingkahnya lalu melanjutkan acara-acara berikutnya yang semakin lama semakin meriah kedengarannya.
Pesta ini bisa disebut pesta ulang tahun gue yang kelewat tapi kebetulan gue inget ya... gue rayain tapi gue nggak bilang ini acara ulang tahun. Anggap aja acara pesta biasa buat senang-senang.
Lalu kisah bagaimana cara gue bisa keluar dengan hidup-hidup dari pasar malam terkutuk beberapa jam sebelumnya masih menjadi misteri dan masalahnya gue nggak bisa tanya ke Tiara atau Bella disaat suasana sedang begini. Tapi gerakan mulut Bella agar tidak membahasnya sekarang membuat jiwa kepo gue makin meronta-ronta minta dijawab. Ya sudahlah, mungkin kalau mereka tiba-tiba cerita gue akan maju di garda terdepan hanya untuk mendengarkan apa yang telah terjadi dan itu langsung dari mulut Si Piranha ngamuk sendiri tanpa campur tangan mulut sobatnya. Soalnya suka mengandung kebohongan yang bikin gue kesal setengah mati.
"Gung gue balik!" Niko berpamitan dan gue mengangguk mengiyakan. Saat semua orang sudah pulang gue masih melihat keberadaan Bella dan Tiara padahal ini tuh udah malem pantang bagi cewek ada diluar kecuali ada kepentingan. Apa mereka mau nginep di rumah gue ya?
"Kalian berdua kenapa belum balik?" tanya gue menghampiri keduanya di depan pagar.
"Siapa yang ngomong, Ra?" kata Bella memegang tengkuknya sok merinding mendengar suara gue.
"Mungkin arwah lewat," sahut Tiara membuat gue harus mengelus dada mencoba sabar daripada marah bin emosi mending minum yang segar-segar contohnya es batu kapur diberi campuran semen.