[Bella Mewangi]
Meskipun keluargaku masih mengekang agar mengikuti les sana-sini namun aku patut bersyukur karena masih bisa bertemu dengan mereka di hari ini. Memiliki harta berlimpah saja masih ada masalah menghampiri, bagaimana nasib yang tidak punya apa-apa pasti lebih berat lagi masalah yang dihadapi. Jadi... aku memang harus berhenti mengeluh ya minimal dikurangi meskipun tak sampai seratus persen.
Hari ini aku diantarkan oleh pak Samsul seperti biasa lalu menjemput Tiara yang aku larang jauh-jauh hari tidak boleh datang sendiri ke sekolah apalagi jalan kaki. Di mobil, Tiara berbisik bahwa kejadian di pasar malam waktu itu sudah di ceritakan pada Agung dan aku menjadi yang kedua mendengar cerita darinya. Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan mau Tiara cerita ke Agung terlebih dahulu atau sama sekali tidak cerita apapun padanya. Aku biasa-biasa saja namun yang harus Tiara lakukan adalah wajib menceritakan kembali sejelas-jelasnya tanpa terlewat sepatah katapun tentang kisah pasar malam waktu itu tapi setelah pak Samsul mengantar sampai ke tujuan. Kan bahaya kalau beliau sampai mendengarkan nanti bisa penasaran tujuh turunan lalu bertanya ini itu membuat aku bingung harus menjawabnya mulai darimana terlebih dahulu.
"Lo kasih uang kurang sama tiket emasnya?" aku terkejut saat Tiara menceritakan bagian tiket tiketan.
"Iya," jawabnya tersenyum harusnya Tiara simpan saja dengan baik lumayan kan buat kenang-kenangan.
Dan yang paling aku sesali adalah ada campur tangan kesalahan ku disana, Andaikan waktu itu aku membayar dengan benar mungkin kejadiannya tak akan serunyam ini namun Tiara tersenyum ke arahku seolah meminta melupakan dan fokus saja kedepannya lagipula sudah terjadi mana bisa diulang kembali memangnya ada mesin waktu terus bisa anter kita balik ke waktu sebelumnya, kan mustahil. Kalaupun ada harganya juga pasti bikin harta keluargaku bangkrut dalam sekejap.
"Jangan menyalahkan diri pada sesuatu yang sudah terjadi harusnya belajar dari apa yang telah terjadi." Tiara berucap bijak entah darimana tuh kutipan munculnya aku nanti cari ah di google. Siapa tahu aku juga bisa mengutip terus disampaikan pada orang-orang yang lagi putus semangat atau minimal menyemangati diri sendiri deh supaya aku tetap ada di jalur kebenaran.
Aku balas tersenyum lalu di belokkan datanglah Agung dengan sapaan hebohnya kemudian memancing atensi teman-teman di kelas layaknya menyambut kedatangan seorang artis ketika melihat seorang Agung Guintara masuk dengan tingkah songongnya yang minta aku tabok sampai planet Pluto.
"Gung, ayo cerita lagi gue pengen buat cerita horor buat kompetisi nih!" pinta Niko memohon di depan Agung. Aku segera menyingkir diikuti Tiara.
"Tapi hasilnya bagi-bagi!" kata Agung sepertinya tak mau rugi.