[Nikolas Margantara]
Parkiran sepi kayak hati gue menyambut diselimuti kekosongan juga keheningan. Gue mellow banget ya kata-katanya, mau diganti... takut kepanjangan berakhir tidak nyambung. Ah sudahlah, yang harus gue lakukan sekarang adalah mengambil motor terus pulang. Tentang si Agung yang gak ketemu entah sembunyi di mana, lebih baik dilanjutkan pencariannya besok.
Disaat gue menyalakan mesin eh ikan kembung datang dan niat pulang yang sudah di depan mata diurungkan lalu gue mencegatnya menggunakan motor eh dia kaget dong. Memangnya gue mirip om-om begal?
"Mau pulang?" tanya gue basa-basi dikit supaya dikira perhatian.
"Mau terbang tapi sayap gue belum muncul gara-gara kehadiran lo," jawab Tiara ketus banget. Gue salah apa sama dia? Gue cuma nanya baik-baik lho.
Gue manggut-manggut. "Ceritanya lo bidadari surga yang turun, yaudah pangeran juga lagi cari putri supaya bisa dijemput pake kuda putih." Gue mencoba sombong.
Namun Tiara tidak menanggapi ucapan gue padahal tadi dia yang mulai duluan, mana mulainya dari bidadari lagi, kan ketinggian imajinasinya. Dia mah lebih mirip mbak-mbak di pasar kaget, kejauhan kalau sekelas bidadari. Dia malah jalan lagi tapi belok ke toilet bukannya pulang karena jam segini hanya ada murid organisasi aja yang ada disekolah. Itu pun yang rajin kalau males ya pulang ke tongkrongan atau rumah.
"Mau kemana lo?" gue tanya Tiara sekali lagi.
"Ke toilet,"
"Dirumahnya gak ada toilet ya sampai numpang di sekolah?" gue mulai meledek.
Tiara tak menanggapi terus berjalan menuju toilet. Gue semakin curiga jangan-jangan dia bukan pergi ke toilet melainkan tempat lain. Akhirnya gue kejar aja daripada kehilangan jejak, sudah si Agung yang nggak mau gue temuin terus Tiara temannya malah nggak mau kasih tahu dimana keberadaannya.
Di sepanjang jalan menuju toilet sangat sepi tapi Tiara tak juga membuka suara membuat gue merinding.
"Ti gue mau tanya?"
"Tanya apa?" Tiara menjawab.
Gue kira dia nggak mau menyahut eh ternyata jawab juga. Lumayanlah daripada hening mulu kayak jalan ke kuburan. Gue tanya apa aja seputar pelajaran kalau Agung nanti dia marah dan itu masalah buat keberadaan gue. Tiara berhenti juga berjalan tapi bukan di toilet eh toilet bukan sih soalnya tempatnya nggak terlalu familiar buat gue yang suka jalan-jalan ke kantin atau perpustakaan sesekali itu pun.
"Bella!" Tiara antusias banget ketemu temannya membuat gue mundur.
"Tiara lo nyusul gue? lo memang best friend paling best," ucap Bella makin heboh perasaan nggak ketemu beberapa menit tapi di mata mereka semenit sama dengan satu abad.
"Mana Agung?" tanya gue to the point, ingat kata Tiara kalau nanya tentang Agung ya ke Bella jadi gue tanyain sekarang juga.
"Toilet sebelah," Bella menunjuk ruangan sebelah.
"Ini toilet gue kira gudang," kata gue nggak habis pikir.
"Emang gudang tapi di dalamnya ada toilet busuk banget," Bella bergidik jijik bahkan beberapa kali ambil napas. Emang se-bau itu di dalam sana? Okelah, gue ke Agung saja mumpung ketemu. Dari tadi kan gue capek nyari dia yang entah ada di pelosok mana. Untung ikut Tiara ada faedahnya.