Pasar Malam Terkutuk

Yaraa
Chapter #38

38. Kembali?

Tiara maupun Agung ragu ikut ke dalam menyusul Niko bahkan keduanya malah terus menatap gerbang hijau itu tanpa mau melangkah satu inci pun dari tempatnya.

"Ladies first!" Agung mempersilahkan Tiara masuk terlebih dahulu, kata-kata barusan sering ia dengar di televisi sehingga aman untuknya saat ini daripada maju duluan.

"Kok gue? lo lah duluan," sahut Tiara tak terima lagipula ucapan itu kalau situasi yang memungkinkan nah ini, menyeramkan.

"Lo gak ingat kata-kata ladies first?" tanya Agung heran harusnya Tiara mau-mau saja maju terdepan dibanding dirinya.

"Tapi ini agak bahaya buat cewek ya cowok duluan lah!" bela Tiara enggan menyetujui Agung.

Yang keduanya lebih khawatirkan sebenarnya adalah Niko yang tak juga menampakkan diri, minimal kepalanya muncul atau suaranya menjerit pun tidak ada tanda-tanda lalu kalau diantara Tiara maupun Agung tidak mau masuk, siapa yang bakal tahu keadaan Niko di dalam sana?

"Gimana kalau gunting batu kertas dulu? yang kalah harus masuk buat memastikan keadaan si Niko," usul Agung.

Tiara menggeleng tegas memang kejadian ini seperti sebuah permainan dimana harus menentukan dengan batu, gunting, kertas dulu. Tiara tentu akan menolak lebih baik Agung duluan yang masuk nanti kalau dipastikan aman terkendali, Tiara bisa mempertimbangkan.

Agung akhirnya mengalah saja dan memang seharusnya begitu kan, daripada terus berdebat namun hasilnya malah tak berujung. Setelah berdoa dalam hati sebanyak tujuh kali lalu mengambil dan menghembuskan napas agar tidak terlalu tegang, Agung masuk ke dalam gerbang. Tiara juga terus memperhatikan hingga Agung benar-benar hilang dari pandangannya.

"Agung gak akan kenapa-kenapa kan?" tanya Tiara dalam hati cemas menunggu.

Tiara ingin menyusul tapi jika dirinya malah celaka atau sebaliknya, bagaimana?

Baiklah, berpikir yang tidak-tidak dirasa membuang waktu, Tiara pun masuk dan ya pasar malam itu terpampang nyata di depan matanya tanpa tiket masuk atau keanehan-keanehan yang sebelumnya muncul. Curiga sangat diperlukan bukan? jangan sampai masuk ke lubang yang sama dan akhirnya bingung untuk berbuat apa.

Agung melambaikan tangan pada Tiara di stand makanan bersama Niko. Keduanya lahap memakan makanan tersaji tanpa takut terjadi sesuatu terhadap tubuhnya. Tiara bergegas menuju keduanya namun mencegah untuk tidak makan apapun sudah terlambat apalagi setelah mendengar Niko disusul Agung bersendawa cukup keras.

"Kalian makan makanan ini?" Tiara memastikan mungkin sendawa yang didengar barusan karena keduanya masuk angin. Ingat positif thinking diperlukan!

"Iya enak banget, rasanya pengen gue bawa pulang semua, kan gratis tuh tulisannya." Niko menunjuk plang di atas stand.

Agung tak kunjung bersuara malah memilih lagi makanan selanjutnya yang akan dilahap untuk mengisi kekosongan perutnya yang tinggal seperempat.

Tiara melirik Agung. "Agung lo nggak inget sesuatu?"

"Ingat apa? justru gue hanya inget makan enak nih coba biar lo nggak ngoceh terus!" Agung memberikan piring kosong kepada Tiara namun tak kunjung diterima.

"Kalian nggak inget tujuan kita datang kesini?" Tiara memandang Niko dan Agung mengingatkan.

Lihat selengkapnya