Tiara tidak yakin dengan pilihannya namun Arga sepertinya ingin menunjukkan sesuatu kepadanya. Ia tidak mampu menolak apalagi membeberkan alasan-alasan agar tidak jauh-jauh dari Agung serta Niko.
"Arga kita mau ke mana sebenarnya?" tanya Tiara agak takut.
Arga menunjuk tempat gelap. "Ke sana, soalnya kakak sudah ditunggu sama nenek."
Seketika tautan tangan Tiara pada Arga terlepas begitu saja. Mendengar kata nenek menyebabkan Tiara merinding duluan karena kejadian waktu itu membuatnya sedikit trauma.
"Kenapa kak? ayo sedikit lagi sampai!" kata Arga sudah tidak sabar mempertemukan Tiara dengan sang nenek.
"Kenapa nenek kamu mau ketemu kakak?" Tiara bertanya lagi supaya jelas apa tujuan si nenek ingin berjumpa dengannya.
"Katanya kakak baik," jawab Arga polos.
Perasaan Tiara semakin tidak enak, masa iya karena di mata sang nenek ia anak baik lalu di haruskan bertemu lagi. Semestinya bisa saja lewat kejauhan atau disampaikan ke Arga setelah itu pada Tiara, intinya tidak langsung bertemu seperti sekarang.
"Nenek kamu gak akan menyakiti kakak kan?"
Arga menggeleng. "Nggak kok, kata nenek dia mau ketemu soalnya kakak baik."
Tiara tersenyum kaku lagi-lagi jawaban anak baik, darimana nenek itu bisa menebak dirinya anak baik. Tiara hanya manusia biasa penuh dosa dan tak lepas dari namanya berbuat salah. Sudahlah jika terus dielak sebutan anak baik maka otaknya akan semakin pusing.
"Apa disana aman?" tanya Tiara ragu.
Arga hanya tersenyum kemudian mengangguk dan kembali menuntun Tiara untuk segera maju.
Tarik napas hembuskan, kira-kira hal itu yang Tiara lakukan setelah melewati kawasan gelap dan nenek itu benar-benar ada dihadapannya tanpa rambut ular. Kali ini kepalanya tertutup oleh semacam penutup kepala khas nenek tetapi matanya menatap Tiara.
Tiara gugup bercampur takut antara harus kembali atau diam ditempat namun tidak ada yang bisa dilakukan setelah ini sepertinya. Tiara tersenyum kaku sesekali melihat Arga yang kini malah duduk diam saja tanpa berkata apapun. Ia akui ini adalah pertemuan tercanggung sepanjang masa dimana tidak ada siapa yang memulai pembicaraan.
Juga tidak ada siapa-siapa kecuali Arga, Tiara juga si nenek pun permainan pasar malam sudah menghilang dari pandangan. Bagian ini membuat Tiara sedikit aneh, ingin bertanya namun ketakutan sesuatu terjadi membuat Tiara enggan bertanya.
"Kamu kesini untuk mencari gitar?" tanya si nenek tepat sasaran.
"Iya nek," sahut Tiara gugup.
Nenek itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Gitar itu sudah tertanam kembali di asalnya dan kamu harus pergi dari sini!" peringat si nenek.