Pasar Malam Terkutuk

Yaraa
Chapter #46

46. Roh

Berlari adalah olahraga yang sangat melelahkan apalagi berlari dari kenyataan hidup, sungguh menguras jiwa serta kesehatan. Pilihan Agung tentunya bukan berlari atau berdiam bersama Arga. Ia ingin pergi sejauh-jauhnya dan hidup normal seperti sedia kala.

Ia masih terlalu muda jika menghadapi namanya kematian oleh hal tak pernah terbayangkan oleh nalar. Agung bingung kalau mengulur waktu memang dilarang lantas apa yang harus dilakukan.

Menarik waktu?

Di dunia ini tidak ada yang bisa bermain dengan waktu karena waktu terus berjalan, semakin berjalan semakin umur berkurang.

"Arga bisa pindah ditempat lain gak?" tanya Agung tidak nyaman.

"Kakak gak suka disini? padahal kakak bisa lebih jelas melihat mereka terbangun."

Agung merinding membayangkan semua orang tertidur kemudian terbangun mendekatinya apalagi namanya roh pula kan makin membuat pikirannya berkecamuk.

"Bisa kan? jangan bilang gak bisa," ucap Agung agak memaksa.

"Bisa tapi tempatnya mudah dijangkau nenek, emang kak Agung mau?"

"Nenek yang..." Agung menggerakkan badannya menyerupai ular kepanasan.

"Iya nenek yang kak Agung lihat itu nenek aku."

"Terus kenapa lo usir?" heran Agung ketika sikap Arga bertemu neneknya jauh dari interaksi.

"Aku nggak usir nenek, cuma nenek menghindari aku karena katanya aku mulai nakal."

Agung jadi bingung antara percaya obrolan Arga atau justru berhati-hati karena Arga masih ada keterikatan dengan si nenek namun yang aneh Arga sama sekali tidak berubah menjadi ular atau binatang lainnya. Cuma berwujud bocah laki-laki dengan tampang polos minim dosa. Agung tidak mampu berkata-kata atas kejadian ini.

Daripada makin bercabang kemana-mana Agung memutuskan memainkan nada gitar sesuai hati dan pikirannya. Ia tidak peduli dengan nada yang tidak pernah didengar oleh siapapun harus dimainkan agar bisa membangkitkan jiwa-jiwa tertidur itu.

Titik-titik cahaya muncul menerangi tubuh Tiara seorang kemudian sadar dari tidurnya. Ia terkejut bangun diantara orang-orang sedang tidur. Entah apa nama tempatnya lalu ia melihat Agung sedang bermain gitar langsung saja Tiara menghampirinya.

"Agung ngapain lo disini?" Tiara bertanya.

Agung yang tadinya menikmati petikan nada gitar yang dimainkan, tersentak oleh kehadiran Tiara. Berarti nada gitarnya berhasil membangunkan jiwa tertidur tetapi setelah melihat hanya Tiara saja yang terbangun. Kenapa jiwa lainnya masih anteng tidur sementara Tiara bisa bangun walau nada dimainkan Agung sangat melenceng dari tema.

"Tiara! lo beneran Tiara kan?" Agung masih tidak percaya Tiara sudah berada di depannya.

"Iya, kita ada dimana?" Tiara mengedarkan pandangan, bingung dengan tempatnya namun Agung malah diam memperhatikan Tiara.

"Agung kita ada dimana kok Bella sama Niko masih tidur atau gue bangunin dulu biar mereka sadar?" sambungnya.

Lihat selengkapnya