-Tapalang, 2164 Masehi.
“Kamu dipecat, silakan pergi dari sini!” Suara Tuan Kim menggelegar.
Aku bergeming dengan isi kepala yang tak lama lagi mendidih. Netraku menelisik seisi ruangan, di sana wanita itu menatapku dengan senyum mengejeknya.
“Keluar Natalia atau kau ingin diseret dengan tidak hormat?!”
Aku memusatkan kembali tatapanku pada Tuan Kim. “Tidak perlu, aku masih bisa berjalan dengan normal,” tolakku lantaran mengemas barang-barang di meja kerjaku.
Aku dipecat.
Ibu sedang sakit.