Pagi cerah dengan cuaca sejuk Clara ingin memutuskan membantu pamannya.
Clara sudah meminta izin kepada kepala sekolah lewat surat yang dikirimkan ke penjaga sekolah.
Paman sudah bersiap berangkat membawa barang ke mobil bak belakang.
"Paman"
"Hai Clara"
"Kau tidak kerja hari ini" *menaruhkan barang di mobil bak belakang*
"Tidak, karna sedang tidak ada tugas hari"
"Jadi begitu, terus sekarang kau mau lakukan apa hari ini?"
Clara berjalan menuruni tangga menghampiri pamannya.
"Boleh aku ingin membantu paman"
"Tidak perlu, paman bisa sendiri kamu bantu bibi saja yah"
"Bibi sudah di bantu dengan Isabella, jadi aku bantu paman saja"
"Sekalian keliling cari angin, hehe~"
"Oh jadi kamu bantu paman karna itu" Norman ketawa kecil
"Baiklah, jika mau ingin itu aku bolehkan"
Clara senang mendengar nya
"Terima kasih paman"
"Sama-sama" tersenyum lembut
Paman Norman sudah selesai menaruhkan barangnya ia masuk dalam mobil di susul dengan Clara.
Mobil pun menyala dan mulai berjalan dan mulai menghilang perlahan.
Di sisi lain bibi dari tadi menengok mereka di jendela sambil tersenyum kecil.
***
Dalam masih perjalanan, Clara menikmati udara sejuk di pagi.
Selama berada di mobil, Clara terus melihat sekeliling pemandangan, banyak orang random lewat menyapa Clara.
Dari setiap panjang ketemu orang pasti pada menyapa Clara.
Paman pun sampai keheranan dengan apa ia lihat.
"Wah ternyata kamu banyak teman juga yah, padahal selama aku lihat.. kamu kebanyakan sendirian jarang ketemu orang"
Clara cuma hanya tersenyum sambil menggenggam tangan nya sendiri dan lanjut lihat pemandangan.
Dari perjalanan yang jauh mereka akhirnya sampai tujuan di sebuah lahan perkebunan dan ada rumah di samping kandang ternakkan ayam.
Mereka keluar dari mobil secara bersamaan.
Paman menunjuk ke mobil belakang untuk mengambil barang.
"Clara tolong bantu aku membawakan barang ini" paman Norman mengarahkan barang ke Clara
Clara pun segera menunjuk ke sana dan mengambil barang yang di pegang paman.
Kemudian mereka berjalan menunjuk ke rumah.
Rumah satu satunya tidak ada rumah lain cuma hanya lahan tanaman dan kadang ternakkan.
Mereka tiba di depan rumah, paman segera mengetok pintu sambil menyebut nama pemilik rumah.
Sembari paman mengetok pintu Clara cuma bisa menunggu sambil melihat seisi rumah nya.
Saat di ketok berkali kali akhirnya pintu terbuka juga paman pun tersenyum.
"Haaah" suara menguap
"Ada apa ini, tidak sabaran apa aku masih mau tidur"
"Peter apa kabar" merangkul Peter lalu melepaskannya.
"hehe~ akhirnya sudah lama kita bertemu lagi kau masih ingat dengan ku?"
Peter tidak melihat orang begitu jelas, ia langsung mengambil kacamata dari saku.
Saat di pakai baru lah ia bisa melihat dengan jelas.
"Aaa, Norman kan" jari telunjuk nunjuk ke orangnya dengan ekspresi senang
"Iya"
"Betul sekali, kau memang sahabat sejati ku" *mereka merangkul bersama*
"Haaa AHA ha ha itu pasti, tidak mungkin aku melupakan sahabat ku" *menempuk kedua pundak Norman*
"Peter sayaaaang ada apa di luar sana, siapa di sana" Suara wanita di dalam rumah Peter
"Kemarih lah sayaang lihat siapa datang"
Wanita itu segera datang dia penasaran, begitu melihat dia terkejut dengan apa ia lihat.
"Oh~ astaga Norman itu bener kau"
"Tentu saja itu aku"
"Hahahaha, bagaimana dengan Maria"
"Dia baik baik saja"
"Syukurlah, nanti kalo mau kesini ajaklah istri mu aku rindu dengan dia. Dia adalah sahabat kecilku"