Past Infinity

Enya Rahman
Chapter #22

21

Menurut Rynda aku pingsan setelah memukuli lima orang, menyelamatkan wanita yang akan mereka perkosa. Rynda memujiku berulang kali meskipun seluruh wajahku bengkak dan satu-satunya yang tersisa hanya mata kiriku yang tak tersentuh.

“Apa yang terjadi pada Ibu dan Kakakku?” tanyaku. Aku duduk di ranjang rumah sakitku. Segalanya yang berwarna biru dan bau obat ini membuat perutku mual.

Rynda memukul pundakku pelan, “kamu harus ngelatih leluconmu Wa.”

“Jawab saja pertanyaanku.” 

Rynda membenarkan posisi tasnya, mengenggam tali tasnya. Dia tersenyum, membuka tasnya untuk mencari sesuatu tapi menutupnya kembali tanpa sebab. Dia mengulur waktu.

“Jawab Ryn!” Aku memaksa.

“Oke!” Rynda berteriak frustasi. Dia benarkan rambutnya, menghela nafas, “Mereka … di Turki, dulu …,” Rynda menghentikan kalimatnya, dia menggigit bibirnya, “fuck you! fuck this shit!” Rinda berdiri, dengan kasar berjalan menjauh.

Rynda adalah salah satu orang kuno yang masih menganggap mengumpat akan membawamu ke neraka, itu benar, tapi di jaman ini sepertinya  hanya orang tua yang melakukan hal itu. Dan dia mengumpat hari ini. Lebih dari sekali.

“Perampok.” Kuangkat kepalaku kepada Rynda. Rynda menghentikan langkahnya, berbalik dengan ekspresi sangat terkejut. 

Lihat selengkapnya