Past Infinity

Enya Rahman
Chapter #31

30

“Dua macaroon, cheese cake dan dua vanilla latte.” Segera setelah Rynda mengucapkan itu sang pelayan pergi diiringi senyum sopan.

“Bukannya kamu marah sama aku?” tanyaku. Aku tidak pernah nyaman duduk di sofa besar coffeshop dikelilingi pecandu kopi lain. Tapi Rynda menarikku ke sini dan mengharuskanku untuk mematuhi titahnya.

“Emang.” Rynda mengeluarkan ponsel pintarnya.

“Kamu diselingkuhi lagi?” aku mengetuk-ketukkan jariku di lengan sofa. Coffeshop ini terlalu dingin, terlalu ramai, terlalu bising.

“Nggaklah,” aku tidak menemukan nada khas Rynda yang centil juga senyum fındık böreği. “aku dapet klien terpentingnya, terus aku paksa pacar baruku itu buat mutusin kerja sama dengannya. Tau reaksinya waktu ketemu aku ketika makan malam bareng soal bisnis? Dia hampir nangis dan tau yang aku jawab apa setelah dia bilang maaf? It’s waayy too laattee.

Dengan kepuasan luar biasa Rynda tersenyum, sadar kalau dia masih marah padaku Rynda kembali tenggelam dengan ponselnya.

“Kenapa ke sini, sih?” protesku. 

“Suka-suka aku.” 

Ketika Rynda sudah menghabiskan macaroon-nya dan menarik cheese cake yang seharusnya untukku aku sudah tidak tahan lagi, “kamu mau minta aku ketemu dia, kan?”

Garpu Rynda terhenti di udara. 

“Jawabanku tetep sama Ryn, meskipun kamu tanya itu ratusan kali.”

Lihat selengkapnya