Dapur Sean bersih, terlalu bersih dan lebih cocok disebut sebagai pajangan rumah. Dua hari lalu Sean mengundangku ke apartemennya, dia ingin aku mengajarinya memasak. Mengejutkan gadis dengan wajah seperti Sean tidak bisa memasak.
Dengan senyum yang terus merekah Sean mengeluarkan semua peralatan dapur yang masih mengkilap dan sangat mahal. Aku ingin mengambil panci dari apartemen Dewa saja rasanya, sayang jika harus menggunakan mereka.
“Aku suka makanan Turki.” Kata Sean sembari mengeluarkan beragam panci dari persembunyiannya.
“Oh ya? Makanan apa yang paling Sean sukai?” dari sudut mata aku melihat tiga kresek besar tergeletak di pinggir dapur.
Sean mengangkat bahu, “belum pernah makan Turki, sih. Tapi aku suka melihatnya di televisi.”
Aku tertawa. Mungkin ini sebabnya anggota DPRD itu jatuh cinta pada Sean. “Sean, suamimu?”