Aiden melihat Dea yang membawa dua botol susu dan bungkus snack. Di belakangnya ada tiga kucing yang terlihat gembul.
"Susu?" batin Aiden, "trus ngapain kucing-kucing itu ikutan."
Dea menaruh salah satu botol susu di depan Aiden, lalu menaruh satu botol susu di sampingnya.
Lalu, ia membuka bungkusan snack, ternyata itu snack untuk kucingnya. Aiden mengira untuk mereka berdua.
Dea membagi rata snack menjadi tiga bagian, kucingnya mulai memakan snack pemberian Dea. Dea mencuci tangannya di washtafel samping gazebo.
Setelah tangannya dirasa bersih, Dea kembali duduk di samping Aiden. Tiba-tiba Dea melirik Aiden, dan memberi isyarat pada Aiden untuk segera meminum susunya. Aiden yang mendapat kode segera meminum susu yang ada di depannya. Keheningan pun menyelimuti mereka berdua.
"Yaelah dah gede masih minum susu aja," batin Aiden. Sudah lama Aiden tidak meminum susu apalagi rasa coklat.
Tiba-tiba Dea bertanya,“Kesini terpaksa ya?” Aiden kaget mendengar pertanyaan Dea.
“Ekhem..nggak juga” jawab Aiden. Mencoba keep clam.
“Nama ?” tanya Dea.
“Aiden William Abhivandya,” jawab Aiden.
“Umur?” tanya Dea.
“Dua puluh tujuh,” jawab Aiden.
“Sudah kerja?” lanjut Dea.
“Sudah,” jawab Aiden.
“Berapa saudara, anak keberapa?” Tanya Dea lagi.
“Dua, anak kedua,” ucap Aiden.
“Tinggal sama ortu atau-”
“Udah punya rumah sendiri,” potong Aiden. "Kalau Lu?" tanya Aiden kepada Dea.
"Apanya?" tanya Dea balik.
"Nama, umur, pekerjaan, berapa saudara?" cerca Aiden.
"Dea Antika Purbasari, Dua puluh lima, nganggur, tiga bersaudara, anak pertama," jelas Dea.
"Oh."
“Punya pacar?” ceplos Dea, menunggu jawaban Aiden, tetapi tidak kunjung dijawab juga. Dea melirik Aiden yang kebingungan mau menjawab apa.
“Punya ya,” tebak Dea.
“Belum sih,” jawab Aiden, tapi Dea merasakan keraguan dari jawaban Aiden.
“Oma kayaknya mau jodohin kita. Kamu udah siap?” tanya Dea. Aiden menggelengkan kepalanya.
“Siap gak siap harus siap. Gak bisa nolak keputusan Oma sama Mama Papa,” jawab Aiden. Sorot matanya yang terlihat sangat sedih. Dea memincingkan matanya memandang ekspresi Aiden.
“Hem,” respon Dea dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.