Nyaringnya suara ayam berkokok waktu subuh membangunkan Burhan. Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Ia bergegas mengambil air wudu untuk salat Subuh. Hawa dingin menusuk tulang saat berada di kamar mandi, membuatnya ingin segera mencari kehangatan di luar kost.
Masih ada sekitar dua jam sebelum kuliah dimulai. Waktu senggang seperti ini biasanya dimanfaatkan Burhan dan Diyon untuk lari pagi di alun-alun kota. Lokasinya cukup dekat dari kost, kalau naik motor hanya lima menit perjalanan.
Sambil menunggu Diyon siap, Burhan bersiap-siap. Ia mengenakan headset, setelan olahraga sederhana, dan sepatu kesayangannya bermerek New Ballance 530.
Pagi itu cerah. Sinar matahari mulai merekah, jalanan ramai oleh pejalan kaki, sepeda ontel, dan motor yang lalu lalang. Sesampainya di alun-alun, ia mulai berlari kecil mengelilingi taman kota.
Keramaian makin terasa. Orang-orang sibuk beraktivitas: ada yang jogging, ada yang senam, ada yang berjualan makanan dan minuman, bahkan ada juga yang cuma numpang foto bareng pasangannya. Semua itu menciptakan suasana khas kota menjelang siang.
Di tengah jogging, pikiran Burhan melayang ke pesan Instagram semalam. Melihat raut wajah temannya yang seperti orang linglung, Diyon yang peka segera menepuk bahunya.
"Woy…, sadar! Kayak orang linglung aja. Diliatin orang, tuh."
Burhan tersenyum kikuk.
"Apa, Yon… nggak ada apa-apa kok."
"Kalau mau jadi orang sinting, mending sendirian aja. Jangan bawa-bawa aku!" celetuk Diyon.
"Ssst… lanjut lari aja deh. Aku malu didengerin orang," sahut Burhan, menahan malu.
Mereka lanjut berlari sampai merasa cukup. Setelah istirahat dan meregangkan tubuh, mereka pulang untuk bersiap kuliah.
Seperti biasa, Burhan numpang bonceng motor Diyon. Di perjalanan, Diyon berpesan agar nanti Burhan memberi tahu jam kedatangan mereka di kampus. Sesampainya di parkiran, Burhan mengeluarkan ponsel untuk melihat jam. Tapi perhatiannya buyar ketika notifikasi Instagram muncul lagi, ternyata pengirimnya cewek semalam.
[Hai, selamat pagi, Kak.]
Deg…
Jantung Burhan seperti berhenti. Kenapa cewek ini kirim pesan dua kali?
Burhan segera membuka profilnya. Di foto profil terlihat sosok cewek berhijab yang berpose membelakangi kamera. Burhan melongo. Dalam hati ia bergumam, Apakah ini yang disebut jackpot?
Matanya berbinar. Walau sering dianggap teman-temannya sebagai cowok aneh karena menjauhi perempuan, ia tetap yakin dirinya normal. Kini hatinya berdebar. Ia merasa sikapnya selama ini dibalas dengan hadiah luar biasa, berupa bidadari dunia maya oleh Tuhan yang Maha Penyayang.
Raut bahagia Burhan terlihat jelas. Diyon yang menunggu malah bergumam curiga.
"Dasar nih orang… lama kali!"
Burhan buru-buru menutup layar ponsel.
"Sorry, bro. Telat semenit aja udah ribut. Santai, masih ada lima belas menit sebelum kelas dimulai."
Diyon makin penasaran. Dengan cepat, ia meraih tangan Burhan dan berhasil merebut ponselnya. Burhan panik, tapi terlambat.